Skenario Asuransi Jasindo untuk Pompa Kinerja di Periode Recovery

Bisnis.com,30 Mar 2024, 18:59 WIB
Penulis: Pernita Hestin Untari
Ilustrasi karyawati melayani nasabah di kantor PT Asuransi Jasa Indonesia (Asuransi Jasindo) di Jakarta. Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA — PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) menargetkan lompatan kinerja bisnis pada 2024. Perusahaan asuransi di bawah holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia Financial Group (IFG) tersebut menyiapkan beberapa strategi untuk mendongkrak kinerja setelah sebelumnya sempat terpuruk lantaran bisnis asuransi kredit. 

“Fasenya 2021 sakit, 2022 sakit lalu sehat, 2023 kami masih recovery [perbaikan] tapi bisa ancang-ancang bangkit. Nah 2024 ini kami harus benar-benar bisa lompat,” kata Sekretaris Perusahaan Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), Brellian Gema saat ditemui usai Media Gathering IFG dan Ramadhan Iftar 2024 di Jakarta, Kamis (28/3/2024). 

Brellian mengatakan selain memperkuat pasar captive asuransi kerugian untuk korporasi di ekosistem BUMN, dia mengatakan bahwa perseroan juga akan memperluas bisnis ke segmen small medium enterprise (SME) dengan cara cross selling

Misalnya saja dalam menjalin kerja sama yang kuat dengan PT Telkom Indonesia (persero) Tbk, Jasindo tidak hanya memberikan perlindungan terhadap gedung kantor hingga satelit. Namun, lanjut Brellian, Jasindo juga turut menawarkan asuransi untuk karyawan seperti asuransi tempat tinggal, asuransi kebakaran, hingga asuransi perjalanan. 

“Jadi ada perjalanan dinas itu kami cover. Tidak hanya [itu, juga asuransi untuk] gedung, satelit,” imbuh Brellian. 

Tak hanya itu, Brellian mengatakan bahwa Jasindo juga memiliki penugasan dari Pemerintah melalui Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) untuk melindungi petani ketika gagal panen. Asuransi tersebut juga memberikan perlindungan apabila lahan sawah petani terkena banjir hingga hama. 

“Kami kerjasama dengan dinas pertanian untuk seleksi risiko sama klaim-klaim. 

Penugasannya dari kementerian pertanian yang dinas pertaniannya mendaftar ke kami dan itu kan subsidi jadi sesuai coveragenya saja,” ungkapnya. 

Solvabilitas Jasindo sempat mengalami penurunan bahkan minus pada 2020 dan 2021. Bahkan kondisi Risk Based Capital (RBC) dalam kondisi tidak memenuhi ketentuan OJK yang mencapai 120% kala itu.  Pada laporan auditer 2021, RBC Jasindo minus 84,85%. Asuransi kredit menjadi satu penyebab perusahaan menjadi tidak sehat.

Kemudian Jasindo mengalami perbaikan kesehatan keuangan pada Desember 2022 dengan RBC yang berada di angka 137,21%. Jasindo melakukan sejumlah implementasi Rencana Penyehatan Keuangan (RPK), salah satunya dengan Divestasi Mandiri Inhealth dan Tokio Marine Indonesia. Selain itu, Jasindo juga melakukan revaluasi aset hingga restrukturisasi asuransi kredit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini