ADHI Terima Pembayaran Rp23,3 Triliun dari Pembangunan LRT

Bisnis.com,01 Apr 2024, 17:39 WIB
Penulis: Dionisio Damara Tonce
Rangkaian kereta api ringan atau Lintas Raya Terpadu (LRT) Jabodebek melintas di Kawasan Dukuh Atas, Jakarta, Kamis (14/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten BUMN konstruksi PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) telah menerima realisasi pembayaran atas pembangunan LRT Jabodebek sebesar Rp23,3 triliun, dari total nilai kontrak yang mencapai Rp25,5 triliun.

Terbaru, ADHI menerima pembayaran atas pekerjaan stasiun dan depo LRT Jabodebek Fase I sebesar Rp4,1 triliun yang dibayarkan oleh pemerintah melalui PT Kereta Api Indonesia (KAI). 

Sekretaris Perusahaan ADHI Farid Budiyanto mengatakan bahwa pembayaran tersebut dilakukan setelah seluruh pekerjaan LRT Jabodebek, mulai dari perencanaan desain, pembangunan struktur, hingga pembangunan stasiun dan fasilitasnya rampung. 

Secara rinci, LRT Jabodebek memiliki tiga lintas pelayanan yaitu Cawang–Cibubur, Cawang–Dukuh Atas, dan Cawang–Bekasi Timur. Seluruhnya telah diresmikan pada 27 Agustus 2023.

“Secara keseluruhan, ADHI telah menerima pembayaran atas pembangunan prasarana LRT Jabodebek senilai Rp23,3 triliun [termasuk PPN] dari nilai kontrak Rp25,5 triliun berdasarkan kontrak addendum 6,” ujar Farid dalam keterangan resmi, Senin (1/4/2024). 

Menurut Farid, pembayaran yang diterima ADHI atas proyek LRT Jabodebek akan meningkatkan likuiditas, serta memperkuat arus kas operasi perusahaan ke depan. 

Di sisi lain, ADHI membukukan nilai kontrak baru sebesar Rp4,8 triliun per Februari 2024 atau meningkat 14% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni Rp4,3 triliun.

Farid menjelaskan kontribusi kontrak baru terbesar diperoleh dari proyek Tambak Udang Sumbawa, proyek Gedung Otorita IKN, proyek RS Eka Hospital BSD, proyek RS Khusus Bedah Columbia Asia Semarang, dan proyek SPAM Kamijoro.

Lini bisnis engineering dan konstruksi mendominasi kontrak baru hingga 95%, diikuti bisnis Manufaktur sebesar 3%, serta lini bisnis lainnya 2%. Berdasarkan sumber pendanaan, kontrak baru berasal dari pemerintah sebesar 83%, sementara swasta dan lainnya sebesar 17%.

Adapun perolehan kontrak baru berdasarkan tipe pekerjaan, yakni sumber daya air sebesar 68%, diikuti dengan tipe pekerjaan gedung mencapai 28%, dan pekerjaan lainnya sebesar 4%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Hafiyyan
Terkini