Kontrak Blok Minyak di Venezuela Diperpanjang, Pertamina Perlu Antisipasi Risiko Ini

Bisnis.com,01 Apr 2024, 21:08 WIB
Penulis: Nyoman Ary Wahyudi
Platform migas lepas pantai. Istimewa/SKK Migas

Bisnis.com, JAKARTA — Ekonom energi sekaligus pendiri ReforMiner Institute Pri Agung Rakhmanto menyarankan PT Pertamina (Persero) untuk mempertimbangkan risiko geopolitik dan hubungan diplomatik selepas perpanjangan kontrak 20 tahun Blok Urdaneta West Field, portofolio minyak di Venezuela. 

Selain itu, Pri mengatakan, risiko politik dan keamanan di dalam negeri Venezuela turut menjadi perhatian di tengah upaya Pertamina untuk meningkatkan investasi pada portofolio minyak tersebut. 

“Beberapa yang perlu diperhatikan, risiko geopolitik dan hubungan diplomasi internasional dalam hubungannya dengan sanksi atau embargo di Amerika Serikat,” kata Pri saat dihubungi, Senin (1/4/2024). 

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) resmi mendapat perpanjangan kontrak 20 tahun untuk Blok Urdaneta West Field, portofolio minyak perusahaan migas pelat merah di Venezuela. 

PHE memiliki aset blok minyak di Blok Urdaneta West Field, Venezuela lewat pengendalian bersama operasi (PBO) dengan Petroregional del Lago Mixed Company. PHE mengempit hak partisipasi 32%, bekerja sama dengan mitra lokal Petroleos de Venezuela S.A., PDVSA Social

Kontrak sebelumnya diteken pada 2006 lalu dengan masa operasi sampai dengan 2026 mendatang. Blok tersebut pertama kali berproduksi pada 1974. Lewat kontrak baru ini, PHE bisa menggarap lapangan minyak itu hingga 2046 mendatang. 

“Perlu juga evaluasi atas yang sudah berjalan selama ini, apa yang sudah diinvestasikan, bagaimana jalannya, apa kendala-kendalanya, dan seperti apa return atas investasi tersebut,” kata dia. 

Seperti diberitakan sebelumnya, Wakil Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Wiko Migantoro mengatakan, perpanjangan kontrak itu diteken pada akhir tahun lalu. Perpanjangan kontrak diharapkan dapat menambah cadangan serta produksi minyak Pertamina mendatang.  

“Sudah diperpanjang, dapat perpanjangan 20 tahun lagi,” kata Wiko saat ditemui Bisnis di Jakarta, Kamis (28/3/2024). 

Adapun, belakangan PHE menarik dividen senilai US$300 juta setara dengan Rp4,7 triliun (asumsi kurs Rp15.680 per dolar AS) dari Blok Urdaneta West Field di Venezuela yang telah tertahan 4 tahun terakhir. 

“Yang Venezuela kita sebetulnya lebih fokus ke unlock value ya di mana kita tahu Venezuela merupakan negara yang terkena sanksi, kita harap kita bisa recover dari situ,” ujarnya.

Di sisi lain, dia mengatakan, perseroan tetap menjajaki kemungkinan-kemungkinan lain untuk menggarap potensi minyak di negara itu.  

“Kita pelajari sambil jalan, artinya secara aset memang bagus di sana tapi secara ekosistem bisnisnya juga harus mendukung karena dia negara sanksi,” ucap Wiko.

Berdasarkan data BP Statistical Review of World Energy 2020, cadangan terbukti (proven) minyak mentah dunia sebanyak 1.733,9 miliar barel pada akhir 2019. Dari jumlah tersebut, sebanyak 303,8 miliar barel dimiliki oleh Venezuela. 

Padahal, cadangan minyak Venezuela pada akhir 1999 hanya 76,8 miliar barel. Namun, lokasi negara itu berada di atas formasi La Luna, formasi batuan sumber kaya organik era Cretaceous yang ideal untuk deposit minyak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Denis Riantiza Meilanova
Terkini