9 Filosofi dan Strategi Investasi Ala Warren Buffett

Bisnis.com,02 Apr 2024, 12:43 WIB
Penulis: Feni Freycinetia Fitriani
Warren Buffet, investor kawakan sekaligus salah satu orang terkaya di dunia. JIBI/memolition.com

Bisnis.com, JAKARTA - Warren Buffet merupakan salah satu investor paling sukses di dunia. Bahkan, dia mendapat julukan sebagai "Oracle of Omaha". Berikut 9 filosofi dan strategi investasi ala Warren Buffet yang bisa Anda tiru. 

Gaya investasi Warren Buffet tidak serumit yang dibayangkan. Justru, strategi dan filosofi yang dia lakukan membuat investor baru terkejut setelah mengetahui gaya investasinya.

Buffet berinvestasi di perusahaan-perusahaan skala besar yang diperdagangkan dengan harga di bawah nilai intrinsiknya sehingga dia memegang investasi tersebut selama bisnis tersebut masih menjadi bisnis besar.

Gaya investasi Buffett mampu menjadikan dirinya sebagai salah satu investor tersukses bisa dicermati dari filosofi investasinya dan saham-saham yang dipilih olehnya untuk investasi.

Berikut filosofi dan strategi investasi dan saham-saham yang dipilih untuk investasi ala Warren Buffett dilansir dari Fool, Senin (1/4/2024). 

9 Filosofi dan Strategi Investasi ala Warren Buffett

Beberapa filosofi investasi Warren Buffett bisa dimasukkan ke dalam strategi investasi yang ingin Anda jalankan, yaitu:

1. Tentukan Batas Keamanan

Mengutamakan batas keamanan menjadi landasan filosofi investasi ala Buffett, dengan margin of safety pada investasi dapat membantu dan melindungi investor dari kehilangan keuangan.

Misal, jika suatu saham diperdagangkan pada harga US$10 per saham, namun aset perusahaan sebenarnya bernilai US$12 per saham, maka margin keamanannya adalah US$2. Nilai intrinsik aset harus dapat mencegah harga saham perusahaan turun secara berlebihan.

Buffett selalu berinvestasi dengan membayar di bawah nilai intrinsik suatu perusahaan. Menurutnya, harga beli yang terlalu tinggi untuk saham perusahaan yang unggul bisa menghilangkan efek perkembangan bisnis yang menguntungkan pada 10 tahun berikutnya.

2. Fokus Terhadap Kualitas

Dia melihat kualitas perusahaan, lebih baik membeli perusahaan bagus dengan harga yang wajar daripada membeli perusahaan bagus dengan harga yang bagus juga.

3. Jangan Mengikuti Orang Lain

Buffett menyampaikan kepada investor baru atau pemula, dengan tidak membeli saham tertentu hanya karena melihat orang lain membelinya juga. Kejadian ini dikenal dengan istilah fear of missing out (FOMO). Mengabaikan orang banyak dan fokus untuk menemukan nilai bagi diri Anda sendiri adalah cara yang terbaik untuk berinvestasi.

Buffett juga menyampaikan kualitas yang paling terpenting bagi seorang investor adalah tempramen, bukan kecerdasan. Tempramen diperlukan supaya membuat Anda tidak senang berada bersama atau melawan orang banyak.

4. Jangan Takut Pasar Jatuh dan Koreksi

Biasanya, jika pasar saham ambruk maka segera keluar dari pasar tersebut sebelum harga turun lebih jauh. Akan tetapi, Buffett menganggap nilai saham yang turun tersebut adalah peluang untuk membeli saham dengan harga diskon.

Buffett menerima potongan harga pada saham miliknya, baginya peluang itu jarang datang, ketika terjadi hujan emas bukan keluarkan bidalnya melainkan embernya.

5. Investasi dengan Pola Pikir Jangka Panjang

Buffett membeli saham karena menginginkan bisnis jangka panjang dan pola pikir supaya bisa dimiliki selamanya. Baginya, salah satu investasi terbaik yang bisa dilakukan oleh banyak orang adalah investasi set-it-and-forget-it, seperti dana indeks S&P 500.

“Jika Anda tidak ingin memiliki saham selama 10 tahun, jangan harap bisa memiliknya selama 10 menit," ujar Warren Buffet. 

6. Jangan Takut Jual Jika Skenarionya Berubah

Warren Buffett ingin memiliki saham selamanya, tetapi kenyataannya membuat pandangannya berubah. Dia tidak takut untuk menjual investasinya dengan rugi, menurutnya hal terpenting yang harus dilakukan jika Anda berada dalam lubang adalah berhenti menggali."

Beberapa dekade lalu, Buffett pernah membeli posisi besar di agen hipotek Freddie Mac (FMCC) -16,67%, sebelum krisis keuangan yang terjadi pada 2007-2009.

Buffett melihat manajemen pemberi pinjaman mengambil risiko yang tidak perlu terhadap modal perusahaan dan memutuskan untuk menjualnya. Ketika krisis keuangan menimpa Amerika Serikat, terlihat jelas bahwa Buffett telah mengambil langkah yang tepat.

7. Pelajari Dasar-dasar Investasi nilai

Investasi nilai mengutamakan pembayaran di harga yang rendah untuk investasi dibandingkan nilai intrinsik. Investor nilai mencari dan berinvestasi pada perusahaan yang nilai intrinsiknya lebih besar dibandingkan dengan harga saham perusahaan yang diperdagangkan.

Buffett berharap pasar dapat mengakui nilai penuh dari perusahaan yang undervalued sehingga menyebabkan kenaikan pada harga saham perusahaan dan keuntungan yang diraih oleh investor nilai.

8. Memahami Pemajemukan

Buffett menggunakan bunga majemuk, reinvestasi dividen, dan kemampuan untuk berinvestasi kembali supaya bisa memanfaatkan arus kas koperasi Berkshire, sehingga rata-rata keuntungan tahunan yang didapatkan oleh Berkshire sejak 1964 sebesar 20,1%.

Angka tersebut naik dibandingkan pada S&P 500 dengan nilai 10,5%. Seiring berjalannya waktu, total keuntungan bagi pemegang saham sebesar 3,641,613% vs hanya 30,209% untuk S&P 500.

9. Teliti dan Berpikir

Buffett menyampaikan bahwa dirinya bersikeras untuk menghabiskan waktunya setiap hari untuk duduk dan berpikir. Menurutnya, pengetahuan akan bertambah seiring berjalannya waktu dan sebagian kesuksesan yang dicapainya merupakan hasil dari akumulasi pengetahuan investasi yang dipelajarinya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

  1. 1
  2. 2
Tampilkan semua
Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Feni Freycinetia Fitriani
Terkini