Bocoran Jokowi soal Kenaikan HPP Gabah, Rampung Pekan Ini

Bisnis.com,03 Apr 2024, 11:18 WIB
Penulis: Akbar Evandio
Petani menjemur gabah hasil panen di Cariu, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/7/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa pemerintah masih mengkaji terkait dengan rencana kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah petani.

“Baru dalam perencanaan. Baru dalam penghitungan. Saya kira besok atau Jumat selesai,” kata Jokowi kepada wartawan usai melakukan pelepasan Bantuan Kemanusiaan untuk Palestina dan Sudan di Pangkalan TNI AU Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur, Rabu (3/4/2024).

Sebelumnya, Direktur Utama Perusahaan Umum (Perum) Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan opsi penaikan harga gabah petani bak simalakama.

Menurutnya, situasi sulit akan dihadapi pemerintah untuk menentukan pilihan antara dua kemungkinan yang sama-sama tidak menyenangkan atau tidak menguntungkan terkait dengan harga gabah

Bayu mengatakan penaikan HPP gabah petani menjelang panen raya bisa mengoptimalkan penyerapan gabah oleh Perum Bulog sekaligus menyenangkan petani. 

Pada sisi lain, dia menegaskan pemerintah perlu mempertimbangkan dampak kenaikan HPP gabah terhadap inflasi di musim paceklik hingga akhir tahun. 

“Perdebatannya adalah kalau kami menaikkan [HPP] sekarang, ini impact-nya terhadap harga [beras] di Agustus, September dan Oktober nanti kayak apa,” ujarnya saat ditemui di Bulog Corporate University Jakarta, Selasa (2/4/2024).

Selama ini, HPP GKP ditetapkan dalam Peraturan Badan Pangan nasional (Perbadan) No.6/2023 sebesar Rp5.000 per kilogram di tingkat petani dan Rp5.100 di tingkat penggilingan.

Hingga saat ini, Perum Bulog melakukan pengadaan gabah petani sebanyak 74.700 ton. Bayu menegaskan mayoritas pengadaan dilakukan secara komersial alias mengikuti harga pasaran, alih-alih menggunakan HPP yang berlaku 

Dalam Panel Harga Bapanas, rata-rata harga GKP di tingkat petani secara nasional per 1 April 2024 di level Rp6.130 per kilogram. Harga tersebut telah turun 13,17% secara bulanan dibandingkan harga rata-rata gabah pada 1 Maret 2024 sebesar Rp7.060 per kilogram. 

Badan Pusat Statistik (BPS) juga memproyeksikan puncak produksi beras akan terjadi pada April 2024 mencapai 4,9 juta ton. Siklus panen tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya saat puncak panen raya cenderung terjadi pada Maret.

Dampak El Nino telah menyebabkan pergeseran panen raya padi pada tahun ini. Di sisi lain, harga beras pada pekan keempat Maret 2024 masih mengalami kenaikan 3,03% dibandingkan harga rata-rata pada Februari 2024.

Kendati masih naik tipis, jumlah wilayah yang mengalami kenaikan harga beras pada pekan terakhir Maret 2024 cenderung sama dengan pekan sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fitri Sartina Dewi
Terkini