Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) mengusulkan subsidi kredit pemilikan rumah (KPR) memakai skema dana abadi. Hal ini dinilai akan meringankan beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Selama ini subsidi KPR dijalankan dengan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Dalam skema itu, masyarakat akan mendapatkan bunga kredit tetap hingga perjanjian kredit berakhir.
Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu menjelaskan BTN kemudian mengusulkan untuk penyaluran KPR subsidi dengan dana abadi. Sebab, pemerintah yang akan datang menargetkan pembangunan rumah 3 juta unit dalam 5 tahun. Alhasil, mesti tersedia sekitar 600.000 unit rumah per tahunnya.
Menurutnya, terobosan pun dibutuhkan dalam mengejar target tersebut. "Dengan duit FLPP yang sama ditaruh di BP Tapera [Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat], BP Tapera lalu memutar dananya itu, katakanlah di SBN [surat berharga negara] dan dapat bunga 6%," ujar Nixon pada Selasa (2/4/2024).
Imbal hasil 6% yang didapatkan dari investasi di SBN itu kemudian bisa digunakan untuk membayar selisih bunga KPR di masyarakat. "Jadinya masyarakat hanya bayar 5% dari yang sebelumnya 9,5%," tutur Nixon.
Menurutnya, skema dana abadi itu membutuhkan waktu 10 tahun. Namun, ke depannya beban APBN akan berkurang. "Bagusnya cara seperti ini hanya butuh memupuk dana 10 tahun, setelah 10 tahun tidak perlu dari APBN. Ini seolah-olah investasi," tuturnya.
Apabila skema dana abadi dijalankan 2024, maka pada 2034 sudah otomatis KPR subsidi bisa tersalurkan 500.000 hingga 600.000 rumah dalam setahun.
Skema tersebut juga tidak hanya menyelesaikan permasalahan perumahan di segmen masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), tapi sekaligus masyarakat berpenghasilan tanggung dengan penghasilan Rp8 juta hingga Rp15 juta.
Subsidi yang menyasar DP, asuransi, hingga PPN itu akan memotong biaya rumah 20%. "Mudah-mudahan mulus semua selesaikan masalah perumahan secara lebih baik," kata Nixon.
Adapun, dalam skema FLPP, sepanjang 2023 subsidi KPR telah terealisasi sesuai dengan target yang ditetapkan sebanyak 229.000 unit.
Penyaluran dana FLPP 2023 tersebut disalurkan oleh 40 bank penyalur. Perinciannya, dari 229.000 unit yang telah tersalurkan sebanyak 228.914 unit di antaranya merupakan rumah tapak senilai Rp26,31 triliun dan 86 unit rumah susun senilai Rp11,94 miliar.
BP Tapera sendiri menargetkan pembiayaan rumah subsidi dengan skema KPR FLPP mencapai 232.101 unit sepanjang 2024.
Dalam dokumen yang dibagikan BP Tapera, BTN menjadi bank dengan komitmen penyaluran KPR FLPP terbanyak yaitu 124.500 unit dengan nilai mencapai Rp15,68 triliun.
Kemudian, disusul oleh unit usaha syariah (UUS) BBTN yakni BTN Syariah dengan komitmen penyaluran rumah FLPP sebanyak 35.000 unit dengan nilai mencapai Rp4,41 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel