Bisnis.com, JAKARTA -- Bank digital PT Krom Bank Indonesia Tbk. (BBSI) besutan Kredivo Group terus mendorong pertumbuhan dana pihak ketiga tahun ini di tengah perlambatan simpanan, salah satunya dengan menawarkan bunga tinggi.
Presiden Direktur Krom Bank Indonesia Anton Hermawan mengatakan potensi industri digital banking masih sangat menjanjikan dilihat dari pertumbuhan ekosistem dan pengguna internet di Indonesia yang terus bertumbuh.
“Untuk tetap bisa mengakuisisi pengguna, Krom [melakukan] diferensiasi produk dan layanan, Krom Bank menawarkan produk dan layanan yang berbeda dengan bank tradisional, seperti bunga tinggi, fitur fleksibel, dan edukasi keuangan,” ujarnya pada Bisnis, Kamis (4/4/2024)
Lebih lanjut, dia menuturkan sejak diluncurkan pada Februari 2024, deposito Krom Bank mengalami kenaikan yang signifikan.
Anton menuturkan ada dua faktor utama yang mendukung kenaikan tersebut, yakni bunga deposito yang tinggi hingga 8,75% per tahun dan fleksibilitas dari Krom Bank yang menawarkan tenor deposito harian yang memberikan nasabah kemudahan untuk mengelola keuangan mereka.
Selain itu, untuk meraup simpanan dana nasabah lebih besar, perseroan juga terus mengandalkan branding dan marketing berbasis data untuk memahami perilaku nasabah dan mengembangkan layanan yang sesuai dengan kebutuhan
Anton pun mengatakan program insentif dan loyalti sangat diperlukan perseroan, demi menggaet nasabah baru dan mempertahankan nasabah lama.
Hingga saat ini, tercatat, Krom Bank telah meraup dana pihak ketiga (DPK) Rp347,56 miliar pada 2023, naik 48,97% yoy.
Sementara itu, Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda juga menyoroti terkait tren bunga deposito yang masih meningkat mengikuti suku bunga acuan Bank Indonesia.
Berdasarkan laporan Analisis Uang Beredar yang dirilis Bank Indonesia (BI), suku bunga simpanan berjangka atau deposito masih meningkat pada sejumlah tenor.
"Pada tenor 3 bulan, 6 bulan, dan 12 bulan, masing-masing sebesar 5,39%, 5,67%, dan 5,8% pada Februari 2024, setelah pada Januari 2024 masing-masing tercatat sebesar 5,38%, 5,62%, dan 5,76%," tulis BI dalam laporannya pada beberapa waktu lalu (22/3/2024).
Meski begitu, pada tenor lainnya, bunga deposito terpantau menyusut. Suku bunga deposito tenor 1 bulan dan 24 bulan pada Februari 2024 tercatat menurun, masing-masing sebesar 4,6% dan 3,81%, setelah tercatat sebesar 4,66% dan 3,87% pada bulan sebelumnya.
“Akibatnya bank juga harus bersaing dengan obligasi pemerintah dan menyebabkan dana pihak ketiga juga tersendat. DPK tahun 2023 juga masih seret karena orang sudah mulai konsumtif, tidak menahan uang-nya di bank,” ucapnya pada Bisnis.
Di sisi lain, dia pun membenarkan bahwa bank digital juga masih dalam tahap ekspansi bisnis di mana pemberian suku bunga tinggi menjadi andalan bagi sebagian bank untuk menarik minat simpanan nasabah.
Akan tetapi, pemberian suku bunga simpanan yang tinggi harus dipandang hati-hati karena dana tesebut tidak terjamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
“Suku bunga yang diterima [kadang] melebihi LPS rate. Risiko di bank digital juga lebih tinggi, maka unsur keamanan harus menjadi prioritas utama perbankan digital,” tuturnya.
Mengacu laman resmi, LPS hanya menjamin tingkat bunga sebesar 4,25% untuk bank umum dan 6,75% untuk BPR. Sedangkan untuk valuta asing (valas) sebesar 2,25%. Tingkat bunga penjaminan ini berlaku sejak 1 Februari 2024–31 Mei 2024.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel