Bulog Genjot Serapan Gabah dan Beras Usai HPP Naik

Bisnis.com,05 Apr 2024, 11:28 WIB
Penulis: Ni Luh Anggela
Buruh menata karung berisi beras di Gudang Bulog Divre Jawa Barat di Gedebage, Bandung, Jawa Barat. Bisnis/Rachman

Bisnis.com, JAKARTA - Perum Bulog tengah memaksimalkan penyerapan gabah dan beras dalam negeri pasca diberlakukannya fleksibilitas harga gabah dan beras mulai 3 April hingga 30 Juni 2024.

Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto menyampaikan, penyerapan produksi dalam negeri ini bertujuan memenuhi kebutuhan persediaan cadangan beras pemerintah (CBP) untuk memperkuat persediaan pangan nasional.

“Fleksibilitas harga gabah dan beras yang saat ini berlaku memungkinkan kami untuk melakukan pengadaan dalam negeri secara optimal untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional,” kata Suyamto dalam keterangan resmi, Jumat (5/4/2024).

Lebih lanjut Suyamto menyebut, adanya fleksibilitas harga juga dapat mensejahterakan petani melalui pembelian harga yang baik oleh Bulog.

Untuk diketahui, Badan Pangan Nasional (Bapanas) menaikkan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah dan beras. Penyesuaian harga mulai berlaku 3 April hingga 30 Juni 2024.

Kebijakan tersebut tertuang dalam Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Republik Indonesia No. 167/2024 Tentang Fleksibilitas Harga Pembelian Gabah dan Beras Dalam Rangka Penyelenggaraan Cadangan Beras Pemerintah.

Secara terperinci, HPP gabah kering panen (GKP) di tingkat petani yang sebelumnya Rp5.000 per kilogram naik menjadi Rp6.000 per kilogram. Lalu, gabah kering giling (GKG) di gudang Perum Bulog yang sebelumnya Rp6.300 per kg naik menjadi Rp7.400 per kilogram.

Sementara itu, HPP beras di gudang Perum Bulog dengan derajat sosoh minimal 95%, kadar air 14%, butir patah maksimal 20%, dan butir menir maksimal 2% yang sebelumnya Rp9.950 per kilogram dipatok menjadi Rp11.000 per kilogram.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi sebelumnya mengatakan, penyesuaian HPP tersebut bertujuan agar Bulog dapat menggenjot stok cadangan beras pemerintah atau CBP yang berasal dari produksi dalam negeri sehingga tidak hanya bersumber dari importasi saja.

“Tentu dengan adanya fleksibilitas harga bagi Bulog ini akan menjadi safety net bagi para sedulur petani, agar harga dapat terjaga dengan baik. Tatkala produksi kian meningkat, tentu akan memengaruhi harga,” ujar Arief, Rabu (3/4/2024).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rio Sandy Pradana
Terkini