Bisnis.com, JAKARTA – PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk. (TUGU) atau Tugu Insurance memproyeksikan pertumbuhan pendapatan premi pada 2024 dapat mencapai lebih besar dari 10%.
Presdir Tugu Insurance Tatang Nurhidayat memaparkan hal itu dengan merujuk kepada kondisi pasar asuransi umum pada 2023 yang semakin membaik pasca goncangan pandemi. Menurutnya, lini bisnis yang berpotensi kuat pertumbuhannya adalah asuransi fire & property, engineering, kendaraan, kredit, dan lainnya.
“Dengan merujuk hal tersebut baik regulator maupun para pelaku bisnis di industri perasuransian, optimistis pertumbuhan pendapatan premi pada 2024 dapat mencapai lebih besar dari 10%,” ujarnya kepada Bisnis, Jumat (5/4/2024).
Meski demikian bukan berarti tahun ini industri asuransi tidak diwarnai dengan tantangan. Pasalnya, kata dia, pada tahun ini masih terdapat sejumlah tantangan dan peluang usaha yang dapat disikapi secara proaktif.
Dia menyebutkan di antaranya potensi inflasi, dinamika suku bunga, keberlanjutan pembangunan di sektor riil, hingga kondisi hardening market secara global yang mempengaruhi penyerapan risiko di industri asuransi umum dan reasuransi nasional.
Namun, dia juga meyakini bahwa Otoritas Jasa Keuangan (OJK) selaku regulator terus berupaya untuk meningkatkan kolaborasi di berbagai sektor demi mendukung pertumbuhan bisnis industri perasuransian nasional, termasuk dalam menghadapi kondisi perang tarif.
Sebagai bentuk pengendalian atau pengelolaan risiko yang baik, maka perusahaan telah melakukan mitigasi risiko dengan perhitungan yang cermat dan pemanfaatan kapasitas reasuransi secara optimal.
Dengan begitu, pada dasarnya perusahaan asuransi berupaya melakukan perlindungan terhadap tingkat stabilitas pendapatan customer dari potensi kerugian yang lebih besar bila terjadi klaim asuransi.
Adapun Tugu Insurance mencatatkan laba tahun berjalan konsolidasian (audited) yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,32 triliun pada 2023 alias melesat 281% dari tahun 2022.
Pencapaian premi bruto Tugu Insurance secara konsolidasian mencapai Rp7,7 triliun naik 15% dibanding dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp6,7 triliun.
Perolehan produksi premi terbesar di 2023 berasal dari lini Fire & Property, Miscellaneous, Engineering, dan Aviation, sedangkan pendapatan underwriting tercatat sebesar Rp 2,6 triliun naik 11% dibanding dari periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp2,34 triliun.
Sementara itu total beban tercatat Rp1,96 triliun mengalami penurunan sebesar 24% dibanding dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp2,59 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel