Defisit Neraca Perdagangan AS Melebar Jadi US$68,9 Miliar Februari 2024

Bisnis.com,05 Apr 2024, 03:59 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Kontainer pengiriman di terminal peti kemas Yusen di Pelabuhan Los Angeles di Los Angeles, California, AS, pada hari Kamis, 16 Februari 2023. Pelabuhan Los Angeles, yang merupakan pelabuhan tersibuk di AS tahun lalu, telah kembali beroperasi secara normal seiring dengan anjloknya volume kargo akibat pandemi./Bloomberg-Lauren Justice

Bisnis.com, JAKARTA – Defisit neraca perdagangan Amerika Serikat (AS) melebar pada Februari 2024. Pelebaran defisit ini merupakan yang ketiga kali berturut-turut.

Melansir Bloomberg, Jumat (5/4/2024), Departemen Perdagangan AS melaporkan defisit neraca perdagangan barang dan jasa melebar 1,9% dari bulan sebelumnya menjadi US$68,9 miliar, defisit terbesar dalam hampir satu tahun terakhir.

Defisit neraca dagang AS ini juga lebih tinggi dari estimasi median para ekonom dalam survei Bloomberg yang memperkirakan defisit sebesar US$67,6 miliar.

Nilai impor naik menjadi hampir US$332 miliar karena kenaikan pada telepon genggam, makanan, dan kendaraan bermotor.

Sementara itu, nilai ekspor meningkat menjadi US$263 miliar, didorong oleh pengiriman pesawat terbang sipil dan minyak mentah. Angka-angka Departemen Perdagangan tersebut tersebut tidak disesuaikan dengan inflasi.

Defisit neraca dagang yang lebih luas sepanjang tahun ini diperkirakan akan menggerus produk domestik bruto (PDB) untuk pertama kalinya sejak awal 2022.

Sebelum dilis data neraca dagang, perkiraan GDPNow dari Federal Reserve Bank of Atlanta menunjukkan nilai perdagangan berkurang hampir setengah poin persentase dari pertumbuhan kuartal I/2024.

Ekonom Bloomberg Economics Estelle Ou mengatakan defisit neraca perdagangan kembali melebar pada Februari karena ketahanan ekonomi AS terus mendukung konsumsi domestik.

”Dengan dua bulan data sensus AS yang sudah tersedia, ekspor diperkirakan akan memberikan dorongan terbatas pada pertumbuhan PDB kuartal I/2024, berbalik dari kuartal sebelumnya," ungkap Out seperti dikutip Bloomberg, Jumat (5/4/2024).

Meskipun neraca perdagangan AS telah membaik sejak 2022, permintaan untuk barang impor mungkin tetap tinggi mengingat belanja konsumen yang kuat dan persediaan yang makin sejalan dengan penjualan.

Selain itu, risiko resesi di pasar luar negeri menahan permintaan ekspor AS.

Pada basis yang disesuaikan dengan inflasi, defisit perdagangan barang dagangan melebar menjadi US$87 miliar pada Februari, terbesar sejak Juli 2023.

Sementara itu, ekspor perjalanan atau pengeluaran oleh pengunjung ke AS meningkat ke level tertinggi sejak Juni 2019, sedangkan impor perjalanan atau ukuran perjalanan warga AS ke luar negeri naik ke rekor tertinggi baru.

Adapun defisit neraca perdagangan perdagangan barang AS dengan China menyempit menjadi US$21,9 miliar, nilai terkecil dalam tiga bulan terakhir, menyusul penurunan nilai barang impor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini