Pertumbuhan Produk Berkelanjutan Bank Mandiri Kian Solid

Bisnis.com,05 Apr 2024, 19:46 WIB
Penulis: Media Digital
Foto: Pertumbuhan Produk Berkelanjutan Bank Mandiri Kian Solid

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Mandiri gencar menyalurkan produk keuangan berkelanjutan dengan telah menyalurkan kredit sebesar Rp264 triliun atau meningkat sebesar 15,4% secara year on year (YoY). Total nilai itu mengambil porsi 24% dari keseluruhan kredit yang disalurkan Bank Mandiri.

Pencapaian tersebut memperkuat posisi perseroan sebagai salah satu first movers sustainable banking Indonesia dalam ranah keuangan berkelanjutan dan dukung terhadap ekonomi hijau Indonesia.

Secara terperinci, portofolio hijau Bank Mandiri mencapai Rp129 triliun atau meningkat sebesar 21,4% secara tahunan, sedangkan portofolio sosial menjadi Rp135 triliun atau meningkat 10,6% secara tahunan. 

Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Alexandra Askandar mengatakan bahwa pertumbuhan portofolio hijau ini didukung oleh sektor energi terbarukan, produk eco-efficient, dan bangunan yang berwawasan lingkungan. “Pencapaian ini membuat Bank Mandiri sebagai market leader portofolio hijau nasional dengan memegang sekitar 30% dari market share,” ujarnya melalui pesan tertulis, Kamis (4/4).

Bank Mandiri juga konsisten untuk terus mendorong dekarbonisasi Indonesia melalui solusi pembiayaan berkelanjutan yang inovatif. Sampai dengan 2023, Bank Mandiri telah memberikan pembiayaan melalui Sustainability Linked-Loan sebesar Rp2,1 triliun, Green Loan sebesar Rp3,5 triliun dan Corporate in Transition Financing sebesar Rp736 miliar.

Selain pembiayaan, Bank Mandiri juga meluncurkan produk penghimpunan dana berkelanjutan, seperti Obligasi Berkelanjutan Bank Mandiri sebesar US$300 juta di mana 54% disalurkan pada portofolio hijau dan 46% portofolio sosial. Popularitas produk ini terlihat sejak mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed sebanyak US$2,5 miliar atau 8,3 kali sejak penawaran pertama pada 2021.

Bank Mandiri juga melakukan transaksi repurchase agreement dengan kerangka environment, social, and governance atau ESG Repo sebesar US$500 juta pada 2022. Angka ini menjadi tonggak penting bagi transaksi ESG Repo perdana di Indonesia. Produk penghimpunan dana ini disalurkan 71% pada portofolio hijau dan 29% portofolio sosial. Menurut Alexandra, produk-produk tersebut sudah disesuaikan dengan standar-standar nasional dan internasional. 

Pada 2023, Bank Mandiri meluncurkan Obligasi Hijau dengan berhasil menghimpun dana sebesar Rp5 triliun pada tahap I. Obligasi ini mengalami kelebihan penawaran sebanyak Rp18,7 triliun atau 3,74 kali. Dari dana yang telah dihimpun, 69% di antaranya disalurkan untuk pembiayaan Energi Terbarukan dan 31% untuk pembiayaan Pengelolaan Sumber Daya Alam Hayati serta Penggunaan Lahan yang Berkelanjutan.

Standar tersebut antara lain, obligasi hijau dan ESG Repo dengan Sustainability Bond Principles dari The International Capital Market Association. Sementara itu, obligasi hijau dengan POJK No.60/2017 dari Penerbitan dan Persyaratan Efek Bersifat Utang Berwawasan Lingkungan (Green Bond).

Alexandra menyatakan, capaian tersebut adalah momentum bagi Bank Mandiri untuk mendorong keuangan berkelanjutan di Indonesia. “Ke depannya, kami akan terus berinovasi dalam mengembangkan instrumen keuangan berkelanjutan dan berkomitmen mendorong Indonesia menuju ekonomi rendah karbon,” ujarnya.

Sebagai gambaran, pemerintah memperkirakan kebutuhan dana untuk pembangunan berkelanjutan mencapai sekitar Rp70.000 triliun. Rinciannya adalah sekitar Rp3.461 triliun untuk penanggulangan iklim sampai dengan 2030, dan Rp60.000 triliun untuk pemenuhan Sustainable Development Goals

Bank Mandiri mengklaim perkembangan selama 2023 yang telah berlangsung dan berlanjut tersebut menunjukkan peran perseroan di sektor perbankan dalam memenuhi target keberlanjutan yang ditetapkan Pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Media Digital
Terkini