Berkah Ramadan dan Lebaran, Penjualan Ritel Berpotensi Tumbuh 30%

Bisnis.com,06 Apr 2024, 11:15 WIB
Penulis: Alifian Asmaaysi
Pengunjung berada di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta, Minggu (15/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Penjualan ritel diproyeksi mencatatkan kinerja positif karena terdongkrak momentum Ramadan dan Lebaran pada tahun ini.

Momentum Ramadan dan Lebaran tahun ini diyakini bakal membawa berkah bagi peritel. Pasalnya, penjualan ritel diproyeksi tumbuh 15%-30% pada momen Lebaran kali ini.

Asosiasi ritel memprediksi tingginya potensi perputaran uang selama periode Ramadan dan Lebaran 1445H/2024 akan berdampak positif pada sektor ritel dalam negeri.

Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja, menuturkan rata-rata tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan pada momen Ramadan dan Idulfitri 2024 akan jauh lebih tinggi dibandingkan tahun lalu.

"Diprediksi akan lebih tinggi dari tahun lalu, diperkirakan akan terjadi peningkatan sekitar 15% - 20% dibandingkan dengan tahun lalu," kata Alphonzus saat dihubungi Bisnis, Sabtu (6/4/2024).

Dia menuturkan, salah satu faktor yang mendukung peningkatan tersebut yakni membaiknya ekonomi nasional usai Pemilu 2024 yang relatif kondusif.

Berdasarkan sektornya, Alphonzus menuturkan, sektor makanan dan minuman atau food and beverage (F&B) bakal menjadi penyumbang terbesar pada momen Ramadan dan Idulfitri.

Tumbuh 30%

Senada, Ketua Umum Hippindo, Budiharjo Iduansjah, juga optimis bisnis ritel bisa mencatatkan kinerja positif selama Ramadan dan Idulfitri tahun ini.

Hanya saja, khusus untuk sektor fashion seperti penjualan baju, sepatu hingga tas belum menunjukkan geliat transaksi yang signifikan pada April 2024.

"Penjualan sektor fashion hingga 4 April kemarin itu masih adem, harapan kami justru di Sabtu ini [sudah meningkat], karena kan liburnya panjang terlebih sepertinya THR sudah pada cair. Nah, ini harapannya sesuai rencana dugaan akan ada peningkatannya di minggu ini dan minggu depan itu bisa terus bagus," jelasnya.

Secara historis Budi menjelaskan bahwa lonjakan transaksi pada momen Ramadan dan Lebaran mencapai 20%. Namun, di tahun ini diperkirakan dapat tembus hingga 30%. 

Selain didorong oleh efek rampungnya pemilu, Budi juga menyebut berkurangnya stok barang impor saat ini juga diduga bakal menjadi katalis positif mendukung lonjakan transaksi.

"Berkurangnya stok barang impor merek global yang mana seharusnya kita penuhi tapi karena ada satu dua hal Permendag yang baru itu, pemenuhan stok ini terhambat," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fitri Sartina Dewi
Terkini