Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Sinarmas Tbk. (BSIM) mencatatkan laba bersih Rp75,79 miliar pada 2023, susut 65,72% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan laba bersih tahun sebelumnya Rp221,16 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan, Bank Sinarmas sebenarnya mencatatkan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) yang meningkat, meskipun tipis 3,1% yoy menjadi Rp2,66 triliun pada 2023.
Namun, penyusutan laba bank terdorong oleh kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) yang membengkak dari Rp694,27 miliar pada 2022 menjadi Rp907,29 miliar pada 2023.
Sejumlah beban pun membengkak. Beban tenaga kerja misalnya naik dari Rp919,13 miliar pada 2022 menjadi Rp1,04 triliun pada 2023. Beban lainnya pun menanjak dari Rp1,55 triliun menjadi Rp1,58 triliun.
Efisiensi bank pun menurun. Tercatat, rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) naik dari 93,27% pada 2022 ke level 103,36% pada 2023. Semakin naik rasio BOPO menunjukkan semakin tidak efisiennya perbankan dalam menjalankan usahanya.
Dari sisi intermediasi, Bank Sinarmas telah menyalurkan kredit Rp11,7 triliun pada 2023, turun 4,17% yoy. Meskipun, aset bank naik 11,15% menjadi Rp52,63 triliun pada 2023.
Bank pun telah memperbaiki kualitas asetnya. Tercatat, rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross Bank Sinarmas menyusut drastis dari 7,99% pada 2022 menjadi tinggal 1,53% pada 2023. NPL nett juga susut dari 2,39% ke level 0,35%.
Dari sisi pendanaan, Bank Sinarmas telah meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp42,14 triliun pada 2023, naik 8,91% yoy. Pertumbuhan DPK bank ditopang oleh dana murah alias current account saving account (CASA) sebesar Rp28,08 triliun pada 2023, naik 10,76% yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel