Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah konglomerat seperti Hartono bersaudara atau Grup Djarum hingga Chairul Tanjung bergelut di bisnis perbankan yang mencatatkan kinerja beragam sepanjang 2023. Terdapat bank milik taipan-taipan berkinerja moncer, ada pula yang merosot.
Salah satu bank milik konglomerat yang mencatatkan kinerja laba moncer adalah PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP). Bank milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo misalnya mencatatkan laba bersih Rp77,91 miliar pada 2023, meningkat 48,4% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan laba bersih tahun sebelumnya Rp52,5 miliar.
Presiden Direktur MNC Bank Rita Montagna mengatakan pertumbuhan kinerja bank mencerminkan komitmennya untuk memperkuat operasional.
"Meskipun menghadapi tantangan eksternal seperti fluktuasi suku bunga, kami yakin langkah-langkah strategis yang telah disiapkan semakin memperkuat posisi kami di pasar, sehingga dapat melanjutkan tren positif ini dengan pertumbuhan jangka panjang," ujarnya dalam keterangan tertulis pada beberapa waktu lalu.
Berdasarkan laporan keuangan, Bank MNC sebenarnya mencatatkan penurunan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) 6,03% yoy menjadi Rp630,88 miliar. Pendapatan berbasis komisi atau fee based income juga susut 29,43% yoy menjadi Rp59,23 miliar.
Akan tetapi, melesatnya laba bersih bank terdorong oleh beban pajak tangguhan yang susut dari Rp101,55 miliar pada 2022 menjadi hanya Rp13,67 miliar pada 2023.
Bank milik konglomerat lainnya, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), yang dimiliki Hartono bersaudara mengantongi laba Rp48,6 triliun sepanjang 2023, naik 19,4% yoy. BCA tercatat menjadi bank milik konglomerat terbesar di Tanah Air.
Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan kinerja perseroan terjaga di tengah tekanan inflasi global dan geopolitik. Sejalan dengan laba, kredit bank juga tumbuh 13,9% yoy menjadi Rp810,4 triliun.
“Hal ini juga terdorong dengan adanya kami menyelengarakan event, 2 kali BCA expo,” ujarnya dalam Paparan Kinerja 2023 pada awal tahun ini (25/1/2024).
PT Bank Nationalnobu Tbk. (NOBU) atau Bank Nobu milik taipan James Riady membukukan laba bersih Rp141,54 miliar, naik 36,3% yoy pada 2023, dari sebelumnya Rp103,85 miliar pada 2022.
PT Bank Ina Perdana Tbk. (BINA) milik taipan Anthony Salim telah meraup laba bersih Rp207,87 miliar pada 2023, melesat 32,36% yoy dibandingkan laba bersih tahun sebelumnya Rp157,04 miliar.
Taipan Chairul Tanjung memiliki deretan bank di Indonesia, seperti PT Bank Mega Tbk. (MEGA), PT Bank Mega Syariah, serta PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI).
Nasabah melakukan transaksi melalui aplikasi Allo Bank di Jakarta, Selasa (4/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Allo Bank telah meraup laba bersih Rp444,57 miliar pada 2023, naik 64,64% yoy dibandingkan dengan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp270,03 miliar.
Bank Mega Syariah juga mencatatkan laba bersih mencapai Rp238,72 miliar pada 2023, tumbuh tipis 2,77% yoy ketimbang perolehan tahun sebelumnya sebesar Rp232,28 miliar.
Akan tetapi, bank besutan Chairul Tanjung lainnya yakni Bank Mega mencatatkan kinerja laba yang merosot 13,13% yoy, menjadi Rp3,51 triliun pada 2023.
Wakil Direktur Utama Bank Mega Diza Larentie menyebut ada dua faktor yang menjadi penyebab lesunya kinerja laba bank pada 2023. Pertama adalah kenaikan biaya dana alias cost of fund (CoF). Kedua, adanya tantangan untuk penyaluran kredit.
“BI [Bank Indonesia] sudah menaikkan suku bunga beberapa kali seiring The Fed. Kemudian, kredit juga agak bertolak belakang, minta bunganya turun, padahal CoF naik,” ujarnya usai agenda Mega Travel Fair pada Februari lalu (23/2/2024)
PT Bank Mayapada Internasional Tbk. (MAYA) milik konglomerat Dato' Sri Tahir juga mencatatkan laba bersih yang susut 14,98% yoy menjadi Rp22,1 miliar pada 2023.
PT Bank Panin Tbk. (PNBN) milik konglomerat Mu'min Ali Gunawan juga telah membukukan laba bersih yang turun 16,75% yoy menjadi Rp2,53 triliun pada 2023.
Selain itu, PT Bank Sinarmas Tbk. (BSIM) yang didirikan oleh mendiang Eka Tjipta Widjaja pada 1989 mencatatkan laba bersih Rp75,79 miliar pada 2023, susut 65,72% yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel