Biang Kerok Aset Kripto Kompak Melorot saat Idulfitri

Bisnis.com,10 Apr 2024, 18:15 WIB
Penulis: Artha Adventy
Warga beraktivitas di dekat logo mata uang kripto di Depok, Jawa Barat, Rabu (4/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA  Sejumlah aset kripto termasuk Bitcoin (BTC) terpantau melemah pada perdagangan sore ini Rabu (10/4/2024). Pelemahan terjadi saat Hong Kong dikabarkan akan menyetujui perdagangan ETF Bitcoin. 

Berdasarkan coinmarketcap pukul 15.00 WIB, aset kripto dengan kapitalisasi pasar paling jumbo, BTC turun ke posisi US$68.958 per koin atau melemah 1,76% dalam perdagangan 24 jam. 

Sementara itu, pelemahan juga dirasakan oleh Ethereum (ETH) yang jatuh 2,79% dalam 24 jam ke posisi US$3.517 per dolar AS. Adapun stablecoin USDC dan USDT turun ke bawah US$0,99 per koin. 

Solana (SOL) dan Cardano (ADA) masing-masing turun sebesar 1,94% dan 3,52%. Adapun meme koin Dogecoin (DOGE) melemah 3,84% dan Shiba Inu (SHIB) turun sebesar 2,67%. 

Pelemahan sejumlah aset kripto terjadi saat Securities and Future Commission (SCF) Hong Kong dikabarkan akan melegalkan perdagangan ETF Bitcoin. 

Dilansir dari Reuters, sumber mengatakan spot bitcoin exchange-traded funds (ETFs) bisa diluncurkan di Hong Kong bulan ini dengan kemungkinan persetujuan pertama akan diumumkan minggu depan. 

Jadwal tersebut akan membuat Hong Kong menjadi kota pertama di Asia yang menawarkan ETF yang populer dan jauh lebih cepat dari ekspektasi industri yang memperkirakan peluncuran akan dilakukan suatu saat tahun ini.

Regulator telah mempercepat proses persetujuan, menurut salah satu sumber Reuters

Adapun para pemohon ialah Unit Hong Kong dari China Asset Management, Harvest Fund Management, dan Bosera Asset Management. SCF Hong Kong dan ketiga perusahaan China menolak untuk memberikan komentar. 

Sementara itu, Unit Hong Kong dari China Asset Management dan Harvest Fund Management telah mendapatkan persetujuan bulan ini untuk mengelola portofolio yang berinvestasi lebih dari 10% dalam aset virtual, menurut situs web SFC.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Nurhadi Pratomo
Terkini