Harga Emas Diprediksi Bakal Tembus US$3.000, Ini Pemicunya!

Bisnis.com,16 Apr 2024, 16:10 WIB
Penulis: Redaksi
Tumpukan emas batangan 1 kilogram di YLG Bullion International Co. Bangkok, Thailand pada Jumat (22/12/2023). - Bloomberg/Chalinee Thirasupa

Bisnis.com, JAKARTA - Citigroup Inc. memprediksi harga emas global akan tembus $3.000 per ons dalam waktu enam hingga 18 bulan ke depan seiring meningkatnya modal investor serta adanya harapan Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan. 

Pimpinan analis Citigroup Inc. Aakash Doshi menaikkan prediksi harga rata-rata pada 2024 menjadi US$2,350. Dia juga merevisi data bahwa harga emas akan mengalami kenaikan sebesar 40% dengan perkiraan harga pada2 025, yaitu US$2,875.

Mereka juga menuliskan bahwa perdagangan emas dilakukan secara teratur untuk menguji dan menembus US$2,500 pada paruh kedua 2024. Berdasarkan data Bloomberg per Selasa (16/4/2024) pukul 13.00 waktu Singapura, emas diperdagangkan sebesar US$2,387.

Harga emas batangan melemah karena disebabkan adanya konflik yang terjadi di Timur Tengah dan Ukraina vs Rusia, pembelian yang dilakukan oleh bank sentral, dan permintaan konsumen di China.

Goldman Sachs Group Inc. menjelaskan bahwa logam mulia ini berada dalam pasar bullish yang tidak tergoyahkan dan menaikkan prediksi pada akhir tahun menjadi US$2700, serta UBS Group AG menghasilkan US$2,500 pada akhir tahun.

Citigroup Inc. menjelaskan aliran dana dari para pelaku keuangan yang dikelola mengalami peningkatan akan mampu memberikan dorongan terhadap emas.

Tanda-tanda untuk mengejar permintaan dari konsumen fisik di China dan bank sentral sudah terlihat. Siklus pemotongan kebijakan The Fed dimulai pada 2025 dengan memberikan dukungan lebih lanjut terhadap permintaan atas investasi.

Para analis memberikan pernyataan bahwa arus masuk ke dalam reksadana yang diperdagangkan di bursa didukung dengan emas sehingga akan mendukung harga emas menuju ke level tertinggi, yaitu US$3000.

Pihak Citi mengamati adanya peningkatan kemungkinan penurunan harga emas pada bulan Mei atau Juni, tetapi diharapkan adanya dukungan pembelian yang kuat sehingga akan menyentuh ambang batas US$2,200 per ons. (Ahmadi Yahya)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Feni Freycinetia Fitriani
Terkini