Bisnis.com, JAKARTA — PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk. (SDRA) bersiap menggelar rights issue dengan nilai Rp3,2 triliun pada akhir bulan ini. Setelah rights issue, kepemilikan pemegang saham pengendali dari Korea Selatan diproyeksikan menebal.
Berdasarkan prospektus, SDRA akan menggelar penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) IV atau rights issue sebanyak-banyaknya 6,4 miliar lembar saham baru dengan nilai nominal Rp100 per saham.
Adapun, harga pelaksanaan rights issue tersebut sebesar Rp500 per lembar. Lalu nilai emisi atas pelaksanaan PMHMETD IV ini sebanyak-banyaknya Rp3,2 miliar.
Periode perdagangan dan pelaksanaan rights issue ini dijadwalkan pada 29 April 2024 hingga 6 Mei 2024 dengan tanggal terakhir pencatatan (recording date) pada 25 April 2024.
"Dana yang diperoleh perseroan dari hasil PMHMETD IV ini setelah dikurangi dengan biaya penawaran umum, akan digunakan untuk sekitar 90,39% sebagai modal kerja untuk mendukung ekspansi kredit perseroan," tulis Manajemen SDRA dalam prospektus pada Selasa (16/4/2024).
Lalu, sekitar 9,61% dana hasil rights issue dimanfaatkan untuk pengembangan IT perseroan, termasuk namun tidak terbatas pada pembelian software dan hardware dari pihak ketiga yang tidak terafiliasi, pengembangan infrastruktur baik kredit, pendanaan, digital banking serta produk perbankan lainnya.
Dalam rights issue tersebut, pemegang saham pengendali asal Korea Selatan yakni Woori Bank Korea telah menyatakan komitmen kucuran modal. Dengan kucuran modal itu, maka kepemilikan saham di SDRA semakin menebal.
Dalam prospektus, diproyeksikan jumlah saham milik Woori Bank Korea di SDRA setelah rights issue menjadi 12,6 miliar dari sebelumnya 7,2 miliar. Porsi kepemilikan saham berada di angka 84,2%.
Lalu, apabila seluruh rights issue hanya dilaksanakan oleh Woori Bank Korea, maka porsi kepemilikan sahamnya pun menebal menjadi 90,3%.
Sebelumnya, Manajemen SDRA menjelaskan tambahan modal melalui rights issue dapat membantu Bank Woori Saudara untuk melakukan perkembangan usaha dengan melakukan ekspansi bisnis yang berkelanjutan dalam menjaga daya saing.
Selain itu, penambahan modal melalui rights issue dinilai mampu mempercepat upaya bank naik kelas.
"Rencana penambahan modal akan berdampak positif terhadap kondisi keuangan perseroan, khususnya dalam hal memperkuat struktur permodalan sehingga dapat mempercepat perseroan untuk menjadi bank kategori KBMI III," tulis Manajemen Bank Woori Saudara di keterbukaan informasi pada akhir tahun lalu (5/12/2023).
Sebagaima diketahui, saat ini Bank Woori Saudara masih masuk ke dalam kategori KBMI II atau bank dengan modal inti Rp6 triliun hingga Rp14 triliun. Tercatat, modal inti Bank Woori Saudara per September 2023 mencapai Rp8,36 triliun.
Sementara, KBMI III merupakan kategori bank dengan modal inti Rp14 triliun sampai Rp70 triliun. Apabila Bank Woori Saudara masuk KBMI III, maka akan selevel dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) hingga PT Bank Syariah Indonesia Tbk. atau BSI (BRIS).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel