Indeks Bisnis 27 Kembali Terkoreksi, Saham EXCL hingga UNTR Melorot

Bisnis.com,17 Apr 2024, 16:34 WIB
Penulis: Dionisio Damara Tonce
Indeks Bisnis 27 Kembali Terkoreksi, Saham EXCL hingga UNTR Melorot. Karyawan beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (21/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Bisnis 27 kembali ditutup melemah pada Rabu (17/4/2024) seturut dengan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Saham yang terkoreksi antara lain EXCL, SMGR, INTP, ISAT, hingga UNTR.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks hasil kerja sama Bursa dengan harian Bisnis Indonesia ini terkoreksi 0,29% atau 1,68 poin menuju level 578,12.

Dari total 27 konstituen yang masuk dalam Indeks Bisnis-27, sebanyak 9 saham parkir di zona hijau, sementara 17 saham membukukan pelemahan, dan satu saham jalan di tempat.

Saham yang menguat antara lain PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) yang naik 3,33% ke Rp2.790, lalu saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) meningkat 1,46% menuju Rp1.390, dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk. (CPIN) naik 1% ke Rp5.075.

Selanjutnya, saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) naik 0,96% menuju posisi Rp5.250, saham PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) meningkat 0,89% ke level Rp1.135, dan saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) naik 0,53% ke Rp9.525.

Adapun saham yang melemah adalah PT XL Axiata Tbk. (EXCL) dengan koreksi 6,61% ke Rp2.120, lalu PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR) melemah 4,04% ke Rp5.350, dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (INTP) turun 3,70% ke Rp8.450.

Sementara itu, saham PT Indosat Tbk. (ISAT) turun 2,75% menuju level Rp10.600, kemudian saham PT United Tractors Tbk. (UNTR) melemah 2,57% ke Rp25.575, dan saham PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. (INKP) terkoreksi 2,31% ke Rp9.500.

Di sisi lain, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga ditutup melemah 0,47% menuju posisi 7.130,84. Sebanyak 208 saham bertengger di zona hijau, lalu 362 saham menurun, dan 215 saham stagnan. Total market cap tercatat mencapai Rp11.792,5 triliun.

 

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yustinus Andri DP
Terkini