Bisnis.com, JAKARTA — Pertumbuhan laba bank-bank kecil seperti PT Bank Oke Indonesia Tbk. (DNAR) PT Bank Ina Perdana Tbk. (BINA) tetap melesat sepanjang 2023, mengalahkan deretan bank jumbo. Apa faktor pendorongnya?
Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK), laba bersih bank kecil atau bank yang masuk ke dalam kelompok bank dengan modal inti (KBMI) I melesat dua kali lipat, atau 102,58% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp13,15 triliun pada Desember 2023.
Pertumbuhan laba bank kecil mengalahkan pertumbuhan laba bank jumbo seperti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI). Laba bank-bank jumbo itu tumbuh 21,05% yoy pada Desember 2023.
Sejumlah bank kecil pun mencatatkan pertumbuhan laba yang pesat. Bank Oke misalnya membukukan laba bersih Rp28,65 miliar pada 2023, melesat dua kali lipat atau 116,88% yoy dibandingkan laba bersih pada tahun sebelumnya Rp13,21 miliar.
Direktur Kepatuhan Bank Oke Efdinal Alamsyah mengatakan pertumbuhan laba ditopang oleh penyaluran kreditnya. "Laba Bank Oke pada 2023 sejalan dengan pertumbuhan kredit yang diberikan oleh bank selama 2023," katanya kepada Bisnis pada Rabu (17/4/2024).
Bank Oke pun masih memproyeksikan kinerja laba yang tumbuh pesat pada 2024. "Strateginya masih sama dengan sebelumnya dengan fokus ke corporate financing dan retail," ujarnya.
Kemudian, PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP) mencatatkan laba bersih Rp77,91 miliar pada 2023, melesat 48,4% yoy dibandingkan laba bersih tahun sebelumnya Rp52,5 miliar.
Presiden Direktur MNC Bank Rita Montagna mengatakan pertumbuhan kinerja bank mencerminkan komitmennya untuk memperkuat operasional.
"Meskipun menghadapi tantangan eksternal seperti fluktuasi suku bunga, kami yakin langkah-langkah strategis yang telah disiapkan semakin memperkuat posisi kami di pasar, sehingga dapat melanjutkan tren positif ini dengan pertumbuhan jangka panjang," ujarnya dalam keterangan tertulis pada beberapa waktu lalu.
Bank kecil lainnya, yakni PT Bank Nationalnobu Tbk. (NOBU) juga membukukan laba bersih Rp141,54 miliar, naik 36,3% yoy pada 2023, dari sebelumnya Rp103,85 miliar pada 2022.
Lalu, PT Bank Ganesha Tbk. (BGTG) mencatat laba bersih mencapai Rp103,97 miliar pada 2023, naik 125,8% dari sebelumnya Rp46,04 miliar pada 2022
Selain itu, Bank Ina telah meraup laba bersih Rp207,87 miliar pada 2023, melesat 32,36% yoy dibandingkan laba bersih tahun sebelumnya Rp157,04 miliar.
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan terdapat sejumlah faktor yang memengaruhi pertumbuhan pesat laba bank kecil. Pertama, ketentuan modal inti minimum Rp3 triliun pada akhir 2022 yang memaksa bank mempertebal modalnya.
"Penambahan modal inti itu dipergunakan untuk ekspansi bisnis salah satunya. Dengan ekspansi mengarah kepada kualitas aset produktif yang menguntungkan, laba bisa bertumbuh," katanya.
Ekspansi bisnis juga tidak hanya dimanfaatkan untuk aset produktif yang menjadi core bisnis bank dari sisi kredit, tapi juga bisa dimanfaatkan untuk instrumen lain. "Apalagi sekarang dengan skema KBMI, bank-bank yang masuk KBMI I dan II itu tidak ada pembatasan ekspansi," kata Amin.
Faktor kedua, kondisi bank-bank kecil lebih lincah karena mempunyai pasar yang spesifik. Bank kecil itu pun bisa fokus ke pasar yang menjadi incarannya.
"Pasarnya juga bisa jadi sudah given dan cenderung loyal kalau dikelola dengan baik," tutur Amin.
Adapun, Peneliti lembaga ESED dan Praktisi Perbankan BUMN Chandra Bagus Sulistyo mengatakan bank-bank kecil juga memiliki peluang pertumbuhan kinerja pada 2024. "Ada efek domino, di mana sektor riil akan bergerak. Di sana, pelaku usaha akan membutuhkan modal, dan ekonomi akan berputar,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel