Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah emiten mengatur strategi menghadapi pelemahan rupiah yang menembus Rp16.200 per dolar AS, karena memengaruhi beban bahan baku impor. Di sisi lain, korporasi berorientasi ekspor seperti emiten komoditas berpotensi mereguk cuan lebih besar.
Emiten crude palm oil (CPO) PT Sampoerna Agro Tbk. (SGRO) misalnya, memperkirakan pelemahan rupiah dapat mengerek harga CPO dan meningkatkan pendapatan perseroan.
Investor Relations Sampoerna Agro Stefanus Darmagiri menjelaskan pelemahan nilai tukar rupiah dapat menguntungkan produsen minyak kelapa sawit karena CPO merupakan komoditas dunia dan diperdagangkan dalam mata uang dolar AS.