Prediksi Raupan Laba Bank Kuartal I 2024 saat Global Gonjang-ganjing, Bisa Moncer?

Bisnis.com,18 Apr 2024, 10:30 WIB
Penulis: Fahmi Ahmad Burhan
Ilustrasi perbankan dan sistem keuangan/Shutterstock

Bisnis.com, JAKARTA -- Kinerja laba perbankan pada kuartal I/2024 diproyeksikan kurang memuaskan. Terdapat sejumlah tantangan yang menyelimuti perbankan dalam meraup keuntungan.

Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru-baru ini, pada awal tahun ini atau Januari 2024, laba bersih perbankan mengalami penurunan 5,37% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp20,87 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp22,06 triliun. 

Sejumlah bank pun membukukan penyusutan labanya pada awal tahun ini. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) misalnya mengacu laporan bulanan mencatatkan laba bersih Rp8,06 triliun hingga Februari 2024, susut 3,51% yoy atau dibandingkan dengan laba bank pada periode yang sama tahun sebelumnya Rp8,35 triliun. 

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI)mencatatkan laba bersih yang menyusut 3,07% yoy menjadi Rp7,15 triliun hingga Februari 2024, dibandingkan Rp7,38 triliun pada Februari 2023.

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) pun membukukan kinerja laba yang turun 5,91% yoy menjadi Rp3,04 triliun, dibandingkan Rp3,23 triliun. 

Bank kelompok bank dengan modal inti (KBMI) III seperti PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) juga mencatatkan penurunan laba 4,69% yoy menjadi Rp948,89 miliar pada Februari 2024, dari sebelumnya Rp995,6 miliar pada Februari 2023.

Kemudian, laba PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) turun 13,81% yoy menjadi Rp480,44 miliar dari sebelumnya Rp557,43 miliar. 

Bank-bank kecil atau KBMI I pun mencatatkan penurunan laba pada awal tahun. Laba PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR) misalnya turun 2,15% yoy menjadi Rp2,76 miliar pada Februari 2024. Laba PT Bank Ina Perdana Tbk. (BINA) juga turun 37,41% yoy menjadi Rp22,56 miliar pada Februari 2024.

Meski begitu, sejumlah bank masih membukukan pertumbuhan laba. PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) misalnya masih membukukan pertumbuhan laba 2% yoy menjadi Rp8,27 triliun pada Februari 2024, dibandingkan Rp8,11 triliun pada Februari 2023.

Laba PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) yang mencapai Rp555,76 miliar pada Februari 2024 juga tumbuh 4,4% yoy dari sebelumnya Rp532,33 miliar pada Februari 2023. 

PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) juga terpantau membukukan pertumbuhan laba 16,31% mencapai Rp1,06 triliun dari sebelumnya Rp907,08 miliar. Bahkan, laba PT Bank Permata Tbk. (BNLI) tumbuh 58,83% yoy menjadi Rp604,93 miliar.

Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan memproyeksikan kinerja laba perbankan pada kuartal I/2024 memang akan bervariasi. "Ada yang masih mencatat pertumbuhan, namun ada juga yang menyusut. Pertumbuhan maupun penyusutan akan berkisar di 3%-5%," ujarnya kepada Bisnis pada Kamis (18/4/2024).

Adapun, pada keseluruhan 2024, menurutnya laba bank memang masih berpeluang tumbuh. "Hanya pertumbuhannya sepertinya susah menyamai 2023," tutur Trioksa.

Terdapat sejumlah tantangan pertumbuhan laba bank pada awal 2024. "Tantangan bagi bank adalah masih seputar efisiensi operasional dan menjaga kualitas kredit atau NPL [nonperforming loan/NPL] yang rendah sehingga dapat menjaga konsistensi pertumbuhan," jelasnya.

Selain itu, terjadi tekanan dari gejolak ekonomi yang bersumber dari gejolak geopolitik dan kenaikan harga minyak serta komoditas. Hal tersebut akan memberikan dampak pada inflasi, kenaikan suku bunga serta peningkatan NPL bank.

Direktur Kepatuhan Bank Oke Efdinal Alamsyah mengatakan Bank Oke memroyeksikan kinerja pertumbuhan laba 10% pada tahun ini. Meskipun, pada tahun lalu, laba bank mampu tumbuh pesat hingga dua kali lipat. 

"Market share Bank Oke masih sangat kecil apabila dibandingkan dengan industri perbankan secara keseluruhan, jadi pertumbuhunan sekitar 10% secara nominal sangat kecil," ujarnya kepada Bisnis pada Rabu (17/4/2024).

Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu mengatakan pada tahun ini, BTN masih memproyeksikan pertumbuhan labanya. "Laba ditargetkan Rp3,8 triliun hingga Rp3,9 triliun. Mudah mudahan bisa lebih dari itu," kata Nixon. Pada tahun lalu, BTN melaporkan laba bersih Rp3,5 triliun, melonjak 14,97% yoy.

Menurutnya, terdapat sejumlah tantangan yang mesti dihadapi BTN dalam mencapai target laba tersebut. Untuk bisnis BTN di segmen perumahan, terdapat tantangan alokasi kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi pada 2024 yang mengalami penyusutan.

Kemudian, terdapat antangan likuditas. Selain itu, backlog perumahan dinilai masih menjadi menjadi mimpi. "Harusnya semua orang Indonesia punya hunian tetap pada 2024 ini," tutur Nixon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

  1. 1
  2. 2
Tampilkan semua
Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini