Bisnis.com, JAKARTA - Terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi meningkatkan beban dan menekan kinerja keuangan PT Pertamina (Persero).
Musababnya, holding BUMN migas tersebut masih bergantung terhadap impor minyak dan memiliki porsi utang dalam dolar AS yang cukup besar.
Adapun, dalam sepekan terakhir rupiah terjerembap menyentuh level Rp16.000 per dolar AS. Pada perdagangan hari ini, Jumat (19/4/2024), rupiah kembali dibuka melemah di level Rp16.263 per dolar AS.