Bisnis.com, JAKARTA— Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melihat prospek penyaluran kredit industri pembiayaan atau multifinance masih cerah di tengah kondisi melemahnya rupiah pasca lebaran Idulfitri 2024.
Terlebih Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya Agusman menyebut perusahaan-perusahaan multifinance telah menyiapkan sejumlah mitigasi risiko.
“Prospeknya masih tetap baik dan positif karena industri pembiayaan juga sudah menyiapkan langkah-langkah mitigasi risiko yang diperlukan dengan melakukan hedging,” kata Agusman saat dihubungi Bisnis, Kamis (18/4/2024).
Agusman mengatakan hedging atau lindungi nilai yang dilakukan perusahaan multifinance dengan pertukaran lintas mata uang (cross currency swap) untuk memitigasi risiko nilai tukar. Dia juga memastikan bahwa pembiayaan multifinance masih bisa bertumbuh pada kuartal II/2024 maupun sampai akhir 2024 dengan pertumbuhan 10–12%.
“Sekiranya nanti data riil nya bias ke atas tentu proyeksi ini dapat disesuaikan kembali,” ungkapnya.
Nilai tukar rupiah sendiri terus melemah di hadapan dolar Amerika Serikat. Berdasarkan data Bloomberg pada Jumat, (19/4/2024) pada pukul 12.49 WIB, nilai tukar rupiah kembali melemah menjadi Rp16.282 per dolar.
Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno memproyeksikan industri pembiayaan dapat bertumbuh 15% pada tahun ini.
“Prospeknya cukup bagus. Mungkin pertumbuhan bisnis sektor pembiayaan akan tutup di 15% pada tahun ini,” kata Suwandi kepada Bisnis.
Namun, sambungnya, pemain di sektor pembiayaan tetap harus waspada terkait dengan kemungkinan perlambatan bisnis. Perlambatan bisnis di sektor pembiayaan yang berpotensi terjadi ini juga riskan bagi perusahaan-perusahaan yang belum mampu menyetor minimum ekuitas sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Pada kuartal I/2024, perusahaan multifinance juga mampu meningkatkan penyaluran pembiayaan. Seperti halnya PT Mandala Multifinance (MFIN) atau Mandala Finance yang berhasil meningkatkan pembiayaan pada kuartal I/2024 mencapai Rp1,4 triliun. Pembiayaan perseroan naik 18% secara tahunan (year on year/yoy) apabila dibandingkan kuartal I/2023.
Kemudian PT Bank Central Asia Finance atau BCA Finance yang telah menyalurkan pembiayaan baru sebanyak Rp10,9 triliun pada kuartal I/2024. Angka tersebut lebih tinggi 13,8% yoy apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Adapun penyaluran pembiayaan tersebut masih didominasi oleh kredit mobil baru mencapai 70%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel