Top 5 News Bisnisindonesia.id: Investor Strategis BRIS hingga Makan Siang Gratis

Bisnis.com,21 Apr 2024, 07:00 WIB
Penulis: Fatkhul Maskur
Karyawan menghitung uang rupiah di Kantor Bank BNI Syariah di Jakarta. - Foto Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA— Seiring dengan kabar masuknya investor strategis baru di bank syariah, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) akan mendivestasi kepemilikan sahamnya di BSI.

Artikel bertajuk Sinyal Masuknya Investor Strategis BRIS & Daya Tarik Bank RI menjadi salah satu berita pilihan editor BisnisIndonesia.id. Selain berita tersebut, sejumlah berita menarik lainnya turut tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id.

Berikut ini sorotan utama Bisnisindonesia.id, Minggu (21/4/2024):

1. Sinyal Masuknya Investor Strategis BRIS & Daya Tarik Bank RI

Seiring dengan kabar masuknya investor strategis baru di bank syariah, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) akan mendivestasi kepemilikan sahamnya di BSI.

Kabar terbaru, muncul ketertarikan investor strategis asal Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, yakni Abu Dhabi Islamic Bank (ADIB). Dilansir dari Reuters, sumber yang enggan disebutkan namanya menjelaskan bahwa BSI dan ADIB tengah tahap diskusi atas pembelian saham minoritas dengan nilai sekitar US$1,1 miliar.

Sumber itu menegaskan bahwa diskusi masih dalam tahap awal dan belum ada jaminan kesepakatan. Adapun, potensi porsi akuisisi mencapai 15%.Masuknya investor strategis dari Timur Tengah itu seiring dengan rencana divestasi atau pelepasan kepemilikan saham BRI dan BNI di BSI.

Adapun saat ini, BRI memiliki porsi kepemilikan saham di BSI sebesar 15,38%. Lalu, BNI memiliki 23,24% kepemilikan saham di BRIS. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang juga menggenggam kepemilikan saham di BSI sebesar 51,47%, akan tetap menjadi pemegang saham pengendali.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, sesuai dengan rencana dari Kementerian BUMN, BNI sebagai pemegang saham BSI saat ini turut mengkaji masuknya investor baru di BSI. “Namun, kita belum ada yang konkrit,” katanya kepada Bisnis pada Jumat (19/4/2024).

2. Alasan the Fed Kembali Tunda Pangkas Suku Bunga

Ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat (the Fed) memudar setelah data ekonomi negara tersebut membuat ragu para pembuat kebijakan moneter untuk memulai pelonggaran.

Ketua the Fed Jerome Powell telah mengisyaratkan bahwa para pengambil kebijakan akan menunggu lebih lama dari perkiraan sebelumnya untuk menurunkan suku bunga, menyusul serangkaian angka inflasi AS yang masih sangat tinggi.

Bahkan, para trader memperkirakan pemangkasan suku bunga hanya akan terjadi satu sampai dua kali pada tahun ini, jauh dari perkiraan pada awal 2024 sebanyak tiga sampai enam kali oleh para pejabat Fed sebulan lalu.

Inflasi AS menjadi salah satu alasan utama the Fed untuk menunda pemangkasan suku bunga setelah indeks harga konsumen (IHK) naik 3,5% (year-on-year/YoY) pada Maret dibandingkan pada Februari sebesar 3,2%.

"Data terbaru jelas tidak memberi kita kepercayaan diri yang lebih besar dan malah menunjukkan bahwa kemungkinan akan memakan waktu lebih lama dari yang diharapkan untuk mencapai kepercayaan tersebut," kata Jerome H. Powell, Ketua the Fed, pada di Washington, Selasa.

3. Diplomasi Durian ala Luhut untuk Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya

Pemerintah kembali melakukan pendekatan kepada China untuk memuluskan proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan melobi Menteri Luar Negeri China Wang Yi melalui diplomasi durian.

Hal tersebut terungkap saat Luhut mengajak Wang dan rombongannya ke wisata Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Kamis (18/4/2024).

Melalui akun Instagram pribadinya @luhut.pandjaitan, Luhut mengatakan bahwa kunjungan Wang dalam rangka acara Dialog Tingkat Tinggi dan Mekanisme Kerja Sama keempat Indonesia-China (HDCM).

Diskusi terkait perpanjangan jalur kereta cepat hingga ke Surabaya ini dilakukan sambil menyantap buah durian. Luhut menyebut, durian merupakan buah kesukaan Wang.

“Sambil menyajikan durian yang menjadi buah kesukaan sahabat saya [Wang], kadang kami membicarakan hal serius seperti kelanjutan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya,” kata Luhut.

Luhut menjelaskan bahwa beberapa proyek yang turut dibahas dalam pertemuan tersebut adalah rencana proyek penanaman padi di kawasan food estate Kalimantan Tengah dan pengembangan TSTH di Toba, serta rencana pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung.

4. Saham-Saham Paling Untung di saat IHSG Buntung

Beberapa saham mengalami pelonjakan harga di saat indeks harga saham gabungan (IHSG) turun meninggalkan level 7.100.

Perdagangan kemarin, Jumat (19/4/2024), tercatat IHSG kembali melemah. IHSG bahkan menyentuh angka terendah sepanjang perdagangan satu bulan ini.

Pergerakan tak berubah sehingga IHSG ditutup melemah 1,11% atau 79,497 poin ke level 7.087,317. IHSG bergerak pada rentang 7.036,206–7.167,202 sepanjang perdagangan.

Tercatat sebanyak 115 saham naik, 456 saham melemah, 204 saham lainnya dalam kondisi stagnan. Kapitalisasi pasar mencapai Rp11.752,462 triliun.

Mengutip bisnis.com, beberapa saham masih terus menaik dan masuk daftar top gainers saat IHSG kembali melemah.

Posisi teratas top gainers, kemarin, adalah saham PT Panca Global Kapital Tbk. (PEGE) yang naik 34,18% ke posisi Rp106 per saham. Posisi selanjutnya dihuni oleh saham PT Tunas Alfin Tbk. (TALF) yang berhasil naik 24,65% ke posisi Rp354 per sahamnya.

Berikutnya ada saham PT Multi Hanna Kreasindo Tbk. (MHKI) berhasil naik 20,83% ke posisi Rp406 per saham. Selanjutnya ada saham emiten yang bergerak di bidang jasa pertambangan, yaitu saham PT Ulima Nitra Tbk. (UNIQ) yang naik 11,50% ke posisi Rp446 per sahamnya.

Posisi kelima di huni oleh saham emiten Jati Group yang bergerak di bidang angkutan udara niaga, yaitu saham PT Jaya Trishindo Tbk. (HELI) yang juga berhasil naik 10,71% ke posisi Rp620 per sahamnya.

5. Makan Siang Gratis Prabowo Jadi Soratan Lagi Akibat Perang Timur Tengah

Program makan siang gratis dari Presiden terpilih Prabowo Subianto kembali menjadi sorotan setelah guncangan nilai tukar rupiah lantaran memanasnya peperangan di Timur Tengah.

Direktur Eksekutif Institute for Development on Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti menilai rencana program makan siang gratis presiden-wakil presiden terpilih Prabowo-Gibran kontradiktif dengan upaya mengamankan fiskal untuk belanja yang bersifat produktif.

Menurut Esther, pemerintah seharusnya menyiapkan fiskal yang lebih luas untuk mengantisipasi dampak kepanjangan konflik Iran dengan Israel terhadap ekonomi di dalam negeri.

"Anggaran belanja agar diarahkan pada belanja yang produktif, makan siang gratis saya rasa itu belanja yang konsumtif," ujar Esther dalam diskusi publik secara virtual, Sabtu (20/4/2024).

Nilai tukar rupiah makin melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akibat memanasnya tensi geopolitik di Timur Tengah, setelah Israel dikabarkan meluncurkan serangan balasan ke pangkalan militer Iran.

Tim ekonomi Prabowo sebelumnya mengatakan bahwa pengurangan subsidi energi dapat membantu memberikan ruang belanja untuk program tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul Maskur
Terkini