Bisnis.com, JAKARTA— PT Asuransi Askrida Syariah mencatatkan laba setelah pajak sebanyak Rp70,3 miliar sepanjang 2023. Perolehan laba setelah pajak tersebut meningkat 40% bila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya (year on year/yoy).
Mengutip laporan posisi keuangan Askrida Syariah per 31 Desember 2023 di Harian Bisnis Indonesia edisi Senin (22/4/2024) laba tahun berjalan perseroan pada 2022 yakni hanya mencapai Rp50,2 miliar. Lebih lanjut, perolehan laba tahun berjalan tersebut didukung oleh peningkatan pada jumlah pendapatan usaha perseroan.
Pada 2022, perseroan mencatatkan jumlah pendapatan usaha sebanyak Rp435 miliar. Kemudian pada 2023, jumlah pendapatan usaha Askrida naik 13,79% menjadi Rp495 miliar.
Sementara itu, beban usaha mencapai Rp412 miliar pada 2023, atau naik 9,5% dari sebelumnya Rp376 miliar.
Sementara itu, total ekuitas yang dimiliki perseroan mencapai Rp337 miliar, yang mana meningkat 13,4% menjadi Rp297 miliar. Sementara total liabilitas yang ditanggung meningkat 40,6% menjadi Rp820 miliar dari sebelumnya Rp583 miliar.
Terakhir total aset yang dimiliki perseroan mencapai Rp1,36 triliun per 31 Desember 2023. Aset perseroan meningkat 33,4% dari sebelumnya Rp1,02 triliun.
Di sisi lain, surplus dana tabarru mencapai Rp66 miliar per 31 Desember 2023, atau naik 374% dari sebelumnya Rp13,9 miliar. Sementara saldo akhir dana tabarru per 31 Desember 2023 yakni Rp210 miliar yang mana lebih banyak 45,83% dari sebelumnya Rp144 miliar.
Lebih lanjut, rasio tingkat solvabilitas dana tabarru dan dana perusahaan masing-masing yakni 296,16% dan 2748,59%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel