Mengerikan, Kuburan Massal dengan 283 Jasad Ditemukan di Gaza, PBB Serukan Penyelidikan

Bisnis.com,23 Apr 2024, 19:09 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Para pekerja memindahkan jenazah warga Palestina yang terbunuh dalam serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, 21 April 2024./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyerukan penyelidikan terkait laporan mengenai kuburan massal yang berisi ratusan mayat di Rumah Sakit Nasser dan Al Shifa di Jalur Gaza, Palestina.

Melansir Reuters, Selasa (23/4/2024), Kepala Badan Hak Asasi Manusia Perserikatan PBB Volker Turk mengatakan bahwa penemuan kuburan massal di Nasser dan Al Shifa merupakan hal yang sangat mengerikan.

Pihak berwenang Palestina melaporkan menemukan mayat-mayat di kuburan massal di sebuah rumah sakit di Khan Younis pekan ini setelah rumah sakit tersebut ditinggalkan oleh pasukan Israel. Mayat-mayat juga dilaporkan ditemukan di Rumah Sakit Al Shifa setelah operasi pasukan khusus Israel.

Juru Bicara Komisioner Tinggi PBB untuk HAM Ravina Shamdasani mengatakan pihaknya merasa perlu untuk meningkatkan kewaspadaan karena jelas ada banyak mayat yang ditemukan.

"Beberapa dari mereka diikat tangannya, yang tentu saja mengindikasikan adanya pelanggaran serius terhadap hukum hak asasi manusia internasional dan hukum humaniter internasional, dan hal ini perlu diselidiki lebih lanjut," ungkap Shamdasani.

Ia menambahkan bahwa kantor HAM PBB sedang berupaya untuk menguatkan laporan para pejabat Palestina yang mengatakan bahwa 283 mayat ditemukan di Nasser dan 30 mayat di Al Shifa.

Menurut laporan tersebut, mayat-mayat tersebut dikubur di bawah tumpukan sampah dan termasuk di antaranya adalah perempuan dan orang tua.

Turk, yang berbicara dalam sebuah briefing PBB melalui Shamdasani, juga mengecam serangan Israel ke Gaza dalam beberapa hari terakhir, yang menurutnya telah menewaskan sebagian besar wanita dan anak-anak.

Dia juga mengulangi peringatan terhadap serangan skala penuh terhadap Rafah, dengan mengatakan bahwa hal ini dapat menyebabkan "kejahatan kekejaman lebih lanjut".

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianto Cahyo Nugroho
Terkini