Pertagas Catat Volume Salur Gas Cisem I 1,1 Juta Kubik

Bisnis.com,23 Apr 2024, 05:01 WIB
Penulis: Nyoman Ary Wahyudi
Logo Pertamina/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina Gas (Pertagas) mencatat volume pengaliran gas dari pipa transmisi Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap I (Ruas Semarang-Batang) saat ini rata-rata di level 1,1 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd). 

Sekretaris Perusahaan Pertagas Muhammad Baron mengatakan penyaluran gas dari pipa transmisi itu relatif berjalan baik sejak menerima gas perdana pada Agustus 2023 lalu. 

“Proses pengaliran gas melalui Pipa Transmisi Cisem Tahap 1 berjalan baik dengan jumlah volume pengaliran gas rata-rata 1,1 MMscfd,” kata Baron saat dihubungi, Senin (22/4/2024). 

Sementara itu, kata Baron, perseroan masih dalam proses mengajukan besaran tarif penyaluran gas atau toll fee pipa transmisi Cisem Tahap I kepada Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas).

“Untuk toll fee saat ini masih dalam proses pengajuan dan akan ditetapkan oleh BPH Migas mengacu pada perhitungan keekonomian yang disampaikan pada proses lelang,” kata Baron. 

Adapun, dia menambahkan, parameter yang digunakan dapan pengajuan toll fee itu di antara lain capex, opex dan juga volume pengaliran. 

Sebelumnya, Kementerian ESDM sempat mengajukan harga tarif penyaluran gas bumi atau toll fee pipa transmisi Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap I (Ruas Semarang-Batang) di rentang US$0,25 sampai dengan US$0,27 per juta metrik british thermal unit (MMBtu).

Hanya saja, tarif usulan Kementerian ESDM itu belakangan ditinjau ulang lantaran asumsi pengaluran gas dari pipa transmisi Cisem I lebih rendah dari feasilibty study yang digunakan saat itu. 

Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Kementerian ESDM Laode Sulaeman mengatakan, kajian ulang toll fee itu dilakukan untuk menyesuaikan dengan minimnya serapan gas yang terjadi selepas pipa transmisi resmi beroperasi bulan lalu. 

“Kan waktu feasibility study pipa itu permintaannya kelihatannya ada di sini, sini, banyaklah begitu baru mau dioperasikan Batang kan itu terlambat harusnya industrinya sudah banyak, ini memengaruhi volume yang dialirkan,” kata Laode saat ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (13/12/2023). 

Situasi itu, kata Laode, membuat operator pipa Badan Layanan Umum (BLU) Lemigas dan PT Pertagas mesti meninjau ulang tarif distribusi gas tersebut. 

“Kira-kira industri yang baru jalan ini kan baru di Kendal, nanti kalau sudah jalan yang di Batang baru bisa dapat gambaran yang lebih pasti,” kata dia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Pandu Gumilar
Terkini