Gubernur BI Ungkap Skenario Arah Fed Fund Rate, Turun mulai Desember

Bisnis.com,24 Apr 2024, 16:48 WIB
Penulis: Annasa Rizki Kamalina
Suasana gedung Federal Reserve Marriner S. Eccles di Washington, D.C., AS, Mingg (10/4/2022). Bloomberg/ Tom Brenner

Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan saat ini BI memiliki tiga skenario arah penurunan suku bunga Federal Reserve (The Fed) atau Fed Fund Rate (FFR). 

Perry menjelaskan, dalam skenario pertamanya, terdapat potensi The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada akhir tahun ini. 

“Dalam skenario kami, skenario baseline dengan probabilitas di atas 75%, Fed Fund Rate akan turun sekali di 25 bps di kuartal IV/2024, yang kemungkinan di Desember 2024,” ujarnya dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI, Rabu (24/4/2024). 

Melalui skenario kedua, BI mengkategorikannya dengan probabilitas 50% hingga 75% yang BI sebut sebagai potential risk atau risiko potensial. 

Dalam risiko potensial, Perry melihat Fed Fund Rate tidak akan turun pada tahun ini dan tetap terjaga pada level 5,25% hingga 5,5%. 

Menurutnya, sesuai dengan skenario kedua, Fed Fund Rate baru akan turun pada kuartal I/2025 atau kuartal II/2025 sebesar 50 bps. 

“Kalau probabilitas di bawah 50% kami sebut tail risk. Tail risk Fed Fund Rate akan tetap tinggi lebih lama pada 2024 dan baru akan turun 25 bps pada 2025,” lanjutnya. 

Sejalan dengan bertahannya Fed Fund Rate yang lebih lama, Perry baru saja mengumumkan mengerek BI-Rate sebesar 25 bps menjadi 6,25% pada hari ini. 

Kenaikan ini merupakan yang pertama kalinya sejak kenaikan terakhir pada Oktober 2023 sebesar 25 basis poin menjadi 6%.

Perry menyampaikan kenaikan ini untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari kemungkinan meningkatnya risiko global ke arah potential risk agar tetap stabil ke depannya.

Selain itu, keputusan ini juga untuk langkah preventif BI untuk memastikan sasaran inflasi terjaga di rentang 1,5% hingga 3,5%. 

Sebelumnya, Ketua The Fed Jerome Powell telah mengisyaratkan bahwa para pengambil kebijakan akan menunggu lebih lama dari perkiraan sebelumnya untuk menurunkan suku bunga, menyusul serangkaian angka inflasi AS yang masih sangat tinggi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini