Adu Tebal Transaksi Perbankan Kuartal I/2024, Digital Vs Kartu ATM

Bisnis.com,25 Apr 2024, 05:33 WIB
Penulis: Fahmi Ahmad Burhan
Nasabah bertransaksi di Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Center, Jakarta, Minggu (30/10). /Bisnis-Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Transaksi digital banking di Indonesia melesat pada kuartal I/2024. Sementara itu, transaksi dengan menggunakan kartu ATM mengalami penurunan. 

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan nominal transaksi digital banking mencapai Rp15.881,53 triliun pada kuartal I/2024, tumbuh sebesar 16,15% secara tahunan (year on year/yoy). Kemudian, nominal transaksi uang elektronik meningkat 41,7% yoy sehingga mencapai Rp253,39 triliun. 

Nominal transaksi QRIS tumbuh 175,44% yoy, dengan jumlah pengguna mencapai 48,12 juta dan jumlah merchant 31,61 juta.

"Kinerja transaksi sistem pembayaran juga tetap tumbuh kuat," kata Perry dalam konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada Rabu (24/4/2024).

Pada tiga bulan pertama 2024, transaksi sistem BI real time gross settlement (BI-RTGS) meningkat 6,62% yoy mencapai Rp42.005,48 triliun. Transaksi BI-FAST juga tumbuh positif 55,4% yoy mencapai Rp1.760,59 triliun.

Meski begitu, nominal transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM mengalami penurunan sebesar 3,8% yoy sehingga mencapai Rp1.831,77 triliun. 

Seiring dengan penurunan transaksi menggunakan kartu ATM, jumlah ATM di perbankan pun mengalami penurunan. Berdasarkan data Surveillance Perbankan Indonesia yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) baru-baru ini, jumlah terminal ATM/CRM/CDM di bank umum mencapai 91.412 unit pada akhir 2023. Terjadi penurunan 2.604 terminal ATM/CRM/CDM di bank, dibandingkan akhir 2022 sebanyak 94.016 terminal.

Direktur Retail Funding and Distribution PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) Andrijanto mengatakan di BRI pun terjadi penurunan transaksi ATM 14% yoy. Penurunan transaksi ATM ini terutama terjadi untuk transaksi tarik tunai. Namun aktivitas setor tunai melalui mesin CRM BRI meningkat seiring peningkatan perbaikan bisnis proses. 

"Penyebab turunnya tarik tunai di ATM ini salah satunya disebabkan oleh makin terbiasanya masyarakat bertransaksi melalui BRImo dan channel digital," kata Andrijanto kepada Bisnis.

Andrijanto mengatakan untuk tahun ini, BRI juga memproyeksikan transaksi di ATM akan menurun 10%. "Hal ini mengingat shifting perilaku yang terjadi di masyarakat serta berbagai inisiatif penguatan platform digital yang berdampak pada shifting dari transaksi cash menjadi cashless," katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini