Bisnis.com, JAKARTA — Harga gas alam global akan berada di bawah tekanan pada akhir dekade ini karena infrastruktur pasokan dan pengiriman tumbuh pesat, khususnya di Qatar dan Amerika Serikat. Hal itu diproyeksikan menjadi pendorong utama peralihan dari batu bara ke LNG.
JP Morgan dalam sebuah laporan menyatakan bahwa pertumbuhan produksi gas dan fasilitas LNG, yang memungkinkan kapal tanker mengangkut bahan bakar ke seluruh dunia, akan meningkatkan upaya untuk mengalihkan industri dari batu bara yang sangat berpolusi ke gas. Menurut laporan itu, hal tersebut akan mengurangi emisi gas rumah kaca hingga setengahnya.
Perbankan investasi AS itu memperkirakan pertumbuhan tahunan produksi gas alam sebesar 2% pada 2030 menjadi 4.600 miliar meter kubik (bcm) dari 4.000 bcm pada 2022, yang akan menyebabkan kelebihan pasokan sebesar 63 bcm pada akhir dekade ini.