Bisnis.com, BANDUNG — PT Asuransi Jasa Indonesia atau Asuransi Jasindo mengantongi laba sebanyak Rp102,88 miliar sepanjang 2023. Capaian ini berbanding Rp231 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Direktur Utama Asuransi Jasindo Andy Samuel menyebut perolehan laba tersebut merupakan murni core competence (kompetensi inti) atau berasal dari bisnis Jasindo. Sementara pada 2022, perbaikan laba merupakan bagian dari aksi korporasi dalam rangka penyehatan dengan divestasi saham di Tokio Marine dan Mandiri Inhealth.
Diketahui, pada periode 2020–2021 perusahaan sempat terpuruk dengan tingkat Risk Based Capital (RBC) di bawah ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 120%. Kemudian pada 2022–2023, perseroan fokus untuk bangkit dengan melaksanakan Rencana Penyehatan Keuangan (RPK) termasuk melalui divestasi saham di Tokio Marine (40%) dan Inhealth (10%).
“Pada 2022, Asuransi Jasindo melaksanakan RPK yang telah disetujui OJK seperti melakukan restrukturisasi produk asuransi kredit yang memang menjadi akar permasalahan, lalu melakukan divestasi di dua saham penyertaan, serta melakukan perubahan terhadap proses dan model bisnis,” kata Andy.
Andy mengatakan pertumbuhan kinerja Jasindo pada 2023 harus dilihat secara komprehensif, berkesinambungan, dan menyeluruh.Di sisi lain, Direktur Keuangan dan Investasi Asuransi Jasindo Jhon Harlen Butar-Butar mencatat hasil underwriting perseroan meningkat 44,30% yoy menjadi Rp420,50 miliar. Sementara perolehan premi bruto masih bergerak naik sebesar 2,43% yoy menjadi Rp 3,17 triliun.
Jasindo mencatat ada lima penjualan produk yang tumbuh positif sepanjang 2023 yakni Marine Hull, Energy Offshore, Energy Onshore, Satelit, dan Liability. Pada tahun ini, Jhon mengatakan Asuransi Jasindo akan semakin memperkuat core competence perusahaan.
“Terutama di produk-produk LoB-LoB Property, Marine (cargo & hull), Energy Offshore dan Onshore, Engineering, Aviation dan Satelit, serta Tanggung Gugat,” pungkasnya.
Dikutip dari laporan keuangan Jasindo per 31 Desember 2023 di Harian Bisnis Indonesia edisi Selasa (23/4/2024), perseroan membukukan pendapatan premi senilai Rp3,3 triliun sepanjang 2023.
Jumlah pendapatan premi yang diperoleh perseroan meningkat 1,79% yoy dibandingkan pada 2022 yang mencapai Rp3,25 triliun. Sementara hasil underwriting yang dibukukan perseroan juga mengalami peningkatan mencapai Rp420 miliar pada 2023. Angka tersebut meningkat 44,3% yoy dibandingkan Rp291 miliar pada 2022.
Namun demikian, hasil investasi yang diperoleh perusahaan turun 52,89% yoy menjadi Rp226 miliar pada 2023 dari sebelumnya Rp479 miliar pada 2022. Kemudian, laba bersih perseroan ikut turun 55,4% yoy menjadi Rp102 miliar. Pada 2022, laba bersih yang diperoleh mencapai Rp231 miliar.
Dari sisi ekuitas, modal yang dimiliki Jasindo per akhir Desember 2023 mencapai Rp2,86 triliun. Ekuitas perseroan meningkat 6,04% yoy dibandingkan sebelumnya Rp2,7 triliun.
Sementara liabilitas yang ditanggung menjadi Rp12 triliun. Adapun liabilitas yang ditanggung perseroan turun 3,6% yoy dari sebelumnya Rp12,5 triliun. Lebih lanjut aset yang dimiliki Jasindo mencapai Rp15,1 triliun pada 2023, yang mana turun 1,85% yoy dibandingkan Rp15,4 triliun pada 2022.
Tingkat kesehatan finansial perseroan apabila dilihat dari Risk Based Capital (RBC) mencapai 159,10% pada 2023, yang mana naik dari sebelumnya 149,53%. Angka tersebut masih di atas ambang batas yang ditetapkan OJK yakni 120%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel