Bisnis.com, JAKARTA - Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada kuartal II/2024 diperkirakan terus meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sesuai dengan pola historisnya.
Mengutip Survei Perbankan yang dirilis Bank Indonesia, DPK bakal meningkat terindikasi dari SBT pertumbuhan DPK sebesar 79,1%, lebih tinggi dibandingkan 16,1% pada kuartal IV/2023.
“Peningkatan pertumbuhan DPK diprakirakan terjadi pada jenis instrumen tabungan dan deposito dengan SBT masing-masing sebesar 80,4% dan 78,4%. Di sisi lain, giro diprakirakan melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang terindikasi dari SBT 13,3%,” tulis BI dalam laporannya, dikutip Minggu (28/4/2024).
Pada laporan yang sama, diperkirakan pertumbuhan DPK sampai dengan akhir tahun 2024 masih tinggi. Hal ini tecermin dari SBT prakiraan penghimpunan DPK tahun 2024 yang tercatat positif sebesar 79,1%, tidak setinggi SBT 93,7% pada tahun sebelumnya.
Adapun, melansir Analisis Uang Beredar, penghimpunan DPK pada Maret 2024 tercatat sebesar Rp8.333 triliun, tumbuh 7,4% secara tahunan, lebih tinggi dibanding pertumbuhan Februari yang sebesar 5,4% yoy.
Perkembangan DPK dipengaruhi oleh pertumbuhan DPK korporasi sebesar 12,5% yoy dan perorangan 3,3% yoy.
Pada Maret 2024, giro tumbuh 8,6% yoy, setelah Februari tumbuh 6,4% yoy. Tabungan tumbuh sebesar 5,8% yoy setelah tumbuh 4,3% yoy pada bulan sebelumnya.Sementara itu, simpanan berjangka tumbuh 7,8% yoy, setelah Februari 2024 tumbuh 5,5% yoy.
Senior Vice President Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan mengatakan menyebut saat ini bank sedang berkompetisi menjaga likuiditas.
“Dengan kenaikan suku bunga, harapannya likuiditas bank membaik, karena dengan bunga tinggi, akan kembali membuat masyarakat menaruh duitnya ke bank,” ucapnya kepada Bisnis, Jumat (26/4/2024).
Di sisi lain, dalam periode yang sama, BI pun melaporkan pertumbuhan kredit perbankan mencapai 12,40% yoy usai tumbuh sebesar 11,28% yoy pada Februari 2024.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan untuk mencapai target pertumbuhan kredit 2024 , perbankan mengoptimalkan pendanaan kredit melalui strategi pengelolaan aset dengan memperhatikan aspek safety, liquidity dan profitability.
BI memperkirakan pada tahun ini, kredit perbankan akan terus meningkat dan berada pada kisaran 10% hingga 12%. Lebih lanjut, untuk mendukung penyaluran kredit, Bank Indonesia terus memperkuat implementasi KLM.
Ke depan, ujar Perry, penguatan KLM dilakukan dengan mengoptimalkan insentif likuiditas yang tersedia serta memperluas cakupan sektor prioritas yang berkontribusi besar pada pertumbuhan ekonomi nasional.
"Penguatan KLM diarahkan dapat segera memberikan tambahan likuiditas perbankan sebesar Rp81 triliun sehingga total insentif menjadi Rp 246 triliun," ujarnya.
Selanjutnya, sejalan dengan pertumbuhan kredit yang terus meningkat, tambahan likuiditas dari KLM diprakirakan dapat mencapai Rp115 triliun pada akhir tahun 2024, sehingga total insentif yang diberikan menjadi Rp280 triliun.
"Bank Indonesia akan terus memperkuat efektivitas implementasi kebijakan makroprudensial akomodatif tersebut dengan sinergi kebijakan Pemerintah, KSSK, perbankan, serta pelaku dunia usaha agar benar-benar dapat mendukung peningkatan kredit/pembiayaan bagi pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan," tutup Perry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel