AdaKami Wanti-wanti Modus Kejahatan Impersonate dengan Pengiriman Ganda

Bisnis.com,29 Apr 2024, 23:22 WIB
Penulis: Pernita Hestin Untari
Fintech AdaKami menemukan sejumlah modus penipuan yang mencatut nama perseroan (impersonate). Modus-modus tersebut merugikan nasabah secara finansial./ AdaKami.com

Bisnis.com, JAKARTA — Penyelenggara financial technology peer-to-peer (fintech P2P) lending atau pinjaman online (pinjol) PT Pembiayaan Digital Indonesia (AdaKami) menemukan sejumlah modus penipuan yang mencatut nama perseroan (impersonate). Modus-modus tersebut merugikan nasabah AdaKami serta masyarakat secara finansial.

Salah satu modus yang paling banyak dilakukan adalah oknum mengaku sebagai AdaKami dengan melakukan pengiriman dana ganda. 

“Ini modus yang sudah berjalan dua tahun yang dilakukan oleh customer service yang mengaku dari AdaKami. Customer service ini sistemnya jemput bola ya, dalam artian ketika tidak ada permasalahan, fraud ini dilakukan panggilan telepon dan menyatakan bahwa pencairan dilakukan secar double dan nasabah diminta untuk melakukan pengembalian dana saat itu juga,” kata Jonathan dalam acara Media Gathering AdaKami di Jakarta, Senin (29/4/2024). 

Selain itu, Jonathan menambahkan beberapa oknum juga membuat akun media sosial palsu dan menyasar pengguna yang mengalami kesulitan pada saat melakukan pembayaran, menyalahgunakan data pribadi, meretas akun pengguna lewat pengiriman kode OTP atau link mencurigakan, serta menjanjikan hadiah yang menggiurkan. 

“Semua ini adalah tindakan fraud atau penipuan yang kami temukan dan perlu kita waspadai bersama lewat peningkatan literasi keuangan dan digital. Dengan demikian, kita bisa secara proaktif mengenali ciri-ciri potensi fraud dan menghindarinya,” imbuh Jonathan.

Untuk mencegah nasabah terjerat, Jonathan menambahkan AdaKami pun secara aktif terus melakukan edukasi dan sosialisasi lewat berbagai saluran, termasuk lewat media sosial seperti unggahan dan IG Live, radio talkshow, juga kegiatan temu langsung dengan masyarakat.  Lewat kegiatan ini, AdaKami berharap bisa berkontribusi pada peningkatan literasi keuangan dan digital di Indonesia.

“Selain memaparkan jenis tindakan fraud yang perlu diantisipasi, kami juga menyampaikan informasi terkait hal-hal yang perlu dilakukan jika masyarakat tengah menghadapinya,” katanya.

Sejumlah langkah yang bisa dilakukan antara lain yakni pertama memastikan hanya berkomunikasi atau mencari informasi melalui situs, email, nomor telepon, hingga akun media sosial resmi yang terverifikasi.

Kedua, lebih berhati-hati dan selektif dalam membagikan informasi terkait data pribadi dengan tidak mengunggah data pribadi di media sosial ataupun menyerahkannya kepada pihak-pihak yang belum bisa dipastikan kredibilitasnya.

Ketiga, berhati-hati dengan pihak-pihak yang menawarkan atau mengiming-imingi hadiah menggiurkan dengan syarat mencurigakan seperti keharusan membeli sesuatu, bahkan diminta untuk berhutang demi membeli barang tertentu yang melampaui kemampuan finansial, demi mendapatkan hadiah yang ditawarkan.

Keempat, pada saat memutuskan untuk memanfaatkan layanan keuangan tertentu, pastikan sudah membaca seluruh syarat dan ketentuan yang berlaku serta sudah memiliki rencana pemenuhan kewajiban yang mengikat.

“Jika membutuhkan alternatif pemenuhan kebutuhan finansial seperti pinjaman, pastikan dialokasikan untuk sesuatu yang benar-benar kita butuhkan dan bisa kita pertanggungjawabkan. Jadi, memahami prioritas dan cara pemenuhannya serta profil dan risiko instrumen keuangan yang akan kita manfaatkan memang sangat penting untuk bisa membuat keputusan tepat,” pungkas Jonathan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Ibad Durrohman
Terkini