Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) atau BTN masih menimbang terkait penyesuaian suku bunga kredit kepemilikan rumah (KPR) nonsubsidi usai Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan ke level 6,25%.
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu menjelaskan kenaikan BI-Rate memang lebih berpengaruh pada KPR yang tidak bersubsidi. Sementara, KPR subsidi melalui skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) tidak terpengaruh oleh kenaikan tersebut karena suku bunganya tetap, yaitu 5%
"Di KPR non-subsidi memang isunya adalah bagaimana kami bisa menaikkan bunga, tetapi kita harus berhitung. Walau bunga naik, kita belum tentu menaikkan," kata Nixon dalam Paparan Kinerja pekan lalu, Kamis (29/4/2024)
Pasalnya, menurut Nixon, risiko kualitas kredit yang ditinjau dari status kolektibilitas (Kol) debitur kemungkinan memburuk apabila bunga kredit dinaikkan.
“Waktu kita hitung angsuran nasabah, kan kita sudah hitung akurat. Naik beban bunganya sedikit saja, jadi kol 2 [atau dalam perhatian khusus]. Kurang bayar,” bebernya.
Dengan demikian, dia menuturkan hal ini bakal berdampak pada margin bunga bersih (net interest margin/NIM) yang bakal menurun. Adapun, perseroan mensiasatinya dengan menekan cost of fund alias biaya dana.
Sebagai informasi, pada kuartal I/2024, BTN membukukan pertumbuhan kredit dan pembiayaan sebesar 14,8% menjadi Rp344,2 triliun, dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp299,7 triliun.
Nixon menuturkan kredit dan pembiayaan perumahan masih menyumbang porsi mayoritas sekitar 85% dari seluruh kredit dan pembiayaan yang disalurkan perseroan.
Adapun,selama kuartal I/2024, total kredit dan pembiayaan perumahan mencapai Rp292,7 triliun naik 10,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp264,5 triliun.
Dari jumlah tersebut penyaluran KPR Subsidi masih menjadi yang terbesar mencapai Rp167 triliun, naik 12,3% pada kuartal I/2024 dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp148,6 triliun. Sementara, KPR Non-Subsidi naik 11,2% menjadi Rp98,8 triliun dari Rp88,8 triliun pada kuartal I/2023.
“Strategi kami membidik lebih banyak penyaluran KPR Non-Subsidi ke segmen menengah ke atas sudah mulai menunjukkan hasil. Untuk KPR dengan ticket size di atas Rp750 juta, pertumbuhannya mencapai 176,6% yoy pada kuartal I/2024, dengan total penyaluran mencapai Rp1,05 triliun, meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp380 miliar,” papar Nixon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel