Bank Indonesia Susun Ulang Sistem Pembayaran, Rilis Pada Pertengahan 2024

Bisnis.com,30 Apr 2024, 00:25 WIB
Penulis: Jessica Gabriela Soehandoko
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memenuhi panggilan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menghadiri rapat terbatas terkait dengan situasi global akibat konflik Iran-Israel di Istana Negara, Selasa (16/4/2024). JIBI/Akbar Evandio

Bisnis.com, JAKARTA -  Bank Indonesia (BI) tengah dalam proses memperbarui, menyempurnakan dan memperluas digitalisasi sistem pembayaran lewat Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025-2030.

Sistem Pembayaran adalah sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga, dan mekanisme yang dipakai untuk melaksanakan pemindahan dana, guna memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi. Secara garis besar sistem pembayaran di Indonesia dibagi menjadi dua yaitu sistem pembayaran tunai dan sistem pembayaran non-tunai. 

Gubernur BI Perry Warjiyo menuturkan bahwa BSPI 2025-2030 kini tengah dalam proses penyusunan. BSPI ini nantinya akan diluncurkan secara resmi pada pertengahan 2024. 

“Nanti kita akan luncurkan secara resmi BSPI 2025 ini. Insya Allah, tengah tahun ini kita akan luncurkan,” tuturnya dalam Kick Off Hackathon BI 2024, Senin (29/4/2024). 

Perry menjelaskan bahwa bocoran pertama dalam inisiatif BSPI 2025 adalah memperbarui modernisasi dan memperkuat infrastruktur sistem pembayaran, yakni pengembangan sistem pembayaran retail.

Adapun, hal ini tidak saja pada Bank Indonesia Fast Payment (BI FAST), namun juga Fast Payment oleh swasta dan berkolaborasi untuk mendorong ekonomi keuangan digital nasional. 

“Demikian juga infrastruktur pembayaran wholesale. Kami juga akan memperbarui modernisasi RTGS (Real Time Gross Settlement) yang tidak hanya multi currency tapi juga modern, sesuai dengan ISO 2022, dan infrastruktur pusat data pembayaran yang tentu saja akan mendorong ekonomi keuangan digital pertama,” jelasnya. 

Berikutnya dalam industri, pihaknya akan melakukan penguatan dan konsolidasi industri. BI nantinya akan mendorong industri, para pelaku dan sistem pembayaran. Terdapat dua kelompok dalam konsolidasi yakni kelompok pelaku atau perusahaan sistem pembayaran yang besar, dan dengan lainnya.

Namun hal ini bergantung pada kemampuannya, teknologi, manajemen risiko, kapasitas sumber daya manusia, dan bagaimana masing-masing pelaku industri dapat memperluas sistem pembayaran layanan digital. 

BI juga akan mendorong inovasi digital yang akan bekerjasama dengan industri, digitalisasi ekonomi keuangan nasional, digitalisasi sistem pembayaran, yang semuanya diperlukan untuk memperluas layanan dengan tetap memperhatikan perlindungan konsumen, APU-PPT.

Sebelumnya, diungkapkan bahwa BI mendukung penuh digitalisasi terutama pada keuangan digital nasional, lantaran mempercayai bahwa digitalisasi adalah keniscayaan untuk membawa kemajuan ekonomi nasional menjadi salah satu negara yang berpenghasilan menengah ke atas.

“Dan kita harus berbahagia, berbangga, bahwa Indonesia termasuk salah satu negara yang sangat cepat dalam digitalisasi, termasuk digitalisasi ekonomi keuangan nasional,” jelasnya dalam pidato pembukaannya, Senin (29/4/2024).

Perry juga menyampaikan bahwa BI merasa bangga dan turut serta dalam memajukan ekonomi keuangan digital. Hal ini khususnya sejak bank sentral Tanah Air meluncurkan BSPI 2019-2025. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini