Potensi Gas Jumbo di Blok Meulaboh & Singkil Masih Perlu Eksplorasi Lanjutan

Bisnis.com,30 Apr 2024, 05:09 WIB
Penulis: Nyoman Ary Wahyudi
Blok migas/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA — Praktisi minyak dan gas bumi (migas) Hadi Ismoyo menilai Conrad Asia Energy Ltd (ASX:CRD) mesti melakukan eksplorasi lanjutan hingga pengeboran sumur untuk membuktikan identifikasi awal cadangan probabilitas (P50) dengan perkiraan lebih dari 15 triliun kaki kubik (Tcf) di Blok Meulaboh dan Singkil, laut dalam Aceh.

Hadi mengatakan, pengumuman ihwal identifikasi P50 itu masih bersifat potensi sumber daya. Artinya, kata Hadi, perlu waktu yang cukup panjang untuk membuktikan sumber daya itu sebagai cadangan dengan kategori P1. 

“Perlu paling tidak tiga sampai empat sumur lagi untuk melakukan pemboran deliniasi untuk mengonfirmasi batas reservoir, gas water contact, tebal reservoir, dan sifat fisik batuan untuk menghitung jumlah cadangan secara akurat,” kata Hadi saat dihubungi, Senin (29/4/2024). 

Biasanya, kata Hadi, proses eksplorasi itu memakan waktu 3 tahun sampai dengan 5 tahun tergantung kesiapan rig serta modal untuk setiap sumurnya. Apalagi, dia menggarisbawahi, kedua lapangan itu terletak di laut dalam. 

“Adanya flat spot dalam citra seismik merupakan indikasi bagus bahwa di sana ada potensi sumber daya gas. Namun, itu baru indikasi awal dan perlu dibuktikan dengan pemboran eksplorasi untuk membuktikan adanya gas di flat spot tersebut,” kata dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, Conrad tengah mempertimbangkan untuk menjual sebagian hak partisipasi atau participating interest (farm-down) mereka di Blok Offshore North West Aceh (ONWA) atau Meulaboh dan Offshore South West Aceh (OSWA) atau Singkil.  

Pertimbangan itu muncul setelah sejumlah perusahaan migas menunjukkan minat mereka untuk bergabung pada kegiatan eksplorasi di blok laut dalam Aceh tersebut.  

“Proyek gas di Aceh telah berkembang cepat dari apa yang kami kira dengan ketertarikan pihak ketiga yang muncul pada penemuan di laut dalam kami,” kata Conrad Managing Director and Chief Executive Officer Miltos Xynogalas, dikutip dari keterbukaan informasi, Senin (29/4/2024). 

Conrad memegang 100% kepemilikan Blok Meulaboh dan Singkil, yang diberikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada Januari 2023 lalu. Dua blok itu mencakup luas sekitar 20.000 kilometer persegi dengan masing-masing kontrak memiliki jangka waktu 30 tahun.  

Akhir tahun lalu, Conrad mengumumkan identifikasi awal sumber daya gas prospektif atau cadangan probabilitas (P50,100%) dengan perkiraan lebih dari 15 Tcf, yang mana 11 Tcf berpotensi menjadi bagian neto perusahaan berbasis di Singapura tersebut.  

“Conrad memiliki sumber daya kontinjensi [contingent resources] sebesar 161 miliar kaki kubik [Bcf], 2C, dapat diatribusikan bersih, yang mewakili peluang pertumbuhan produksi besar bagi Conrad dengan komersialisasi gas dalam tahap evaluasi,” kata Miltos.

Sebagai bagian dari komitmen kerja pasti (KKP) atas dua blok itu, Conrad tengah mengevaluasi kembali prospek sumber daya gas lewat interpretasi data seismik 2D seluas sekitar 17.000 kilometer. Selain itu, Conrad turut melakukan analisis atas 16 sumur yang ada pada konsesi tersebut.   

Conrad berencana untuk melakukan survei seismik 3D dan pemrosesan ulang seismik 2D di dua blok tersebut untuk memastikan hitung-hitungan awal sumber daya potensial tersebut. Setiap blok nantinya akan melakukan satu pengeboran sumur pada tahun ke-3 kontrak kerja sama (KKS) pada 2025 mendatang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Denis Riantiza Meilanova
Terkini