Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Mayapada Internasional Tbk. (MAYA) milik konglomerat Dato' Sri Tahir membukukan laba bersih senilai Rp5,5 miliar pada kuartal I/2024.
Nilai tersebut turun 84,51% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan dengan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya, yang senilai Rp35,51 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan, Bank Mayapada sebenarnya mencatatkan peningkatan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar 31,63% yoy menjadi Rp508,72 miliar pada kuartal I/2024.
Namun, bank mencatatkan kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) sebesar Rp17,14 miliar pada tiga bulan pertama 2024.
Sejumlah beban pun membengkak. Beban tenaga kerja naik dari Rp195,84 miliar pada Maret 2023 menjadi Rp206,86 miliar pada Maret 2024.
Beban lainnya juga naik dari Rp252,09 miliar menjadi Rp268,21 miliar. Alhasil, Beban operasional lainnya membengkak dari Rp343,33 miliar menjadi Rp502,29 miliar.
Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) pun naik dari 98,07% pada pada Maret 2023 menjadi 99,71% pada Maret 2024. Semakin naik rasio BOPO menunjukkan semakin tidak efisiennya perbankan dalam menjalankan usahanya.
Adapun, di tengah penurunan laba, rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) Bank Mayapada menyusut dari 12,61% menjadi hanya 11,37%.
Bank Mayapada pun mencatatkan pembengkakan rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross dari 2,83% menjadi 3,7%. Lalu, NPL net naik dari 1,56% ke level 2,88%.
Meski begitu, Bank Mayapada mencatatkan pertumbuhan kredit 7,38% yoy menjadi Rp104,73 triliun pada kuartal I/2024. Aset pun naik tipis 2,12% yoy menjadi Rp145,36 triliun per Maret 2024.
Kemampuan kredit bank ditopang oleh dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp120,78 triliun pada kuartal I/2024, meskipun turun 0,99% yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel