Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah gempuran opsi pembayaran seperti paylater, nyatanya gesekan transaksi menggunakan kartu kredit terus bertambah.
Berdasarkan data Statistik Sistem Pembayaran dan Infrastruktur Pasar Keuangan Indonesia (SPIP) yang dirilis Bank Indonesia, nilai transaksi kartu kredit mencapai Rp33,11 triliun per Februari 2024, naik 6,13% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari periode yang sama tahun lalu Rp31,2 triliun.
Kenaikan tidak hanya tidak terjadi nilai transaksi, melainkan juga pada volume transaksi kartu kredit yang tumbuh 16,76% menjadi 34,08 juta transaksi yoy dari sebelumnya 29,19 juta transaksi.
Di balik pertumbuhan volume dan transaksi, jumlah kartu kredit yang beredar tidak banyak mengalami perubahan. Hingga Februari 2024, jumlah kartu kredit di Indonesia mencapai 17,94 juta tidak berbeda jauh dari posisi yang sama tahun lalu sebanyak 17,29 juta.
Pengamat Perbankan dari Binus University Doddy Ariefianto pun menuturkan bisnis kartu kredit masih potensial bagi perbankan, ini tercermin bagaimana penerbit kartu kredit berlomba menjalankan strategi mengikuti kebutuhan nasabah.
“Meningkatnya kebutuhan kartu kredit jenis ini seiring tren belanja online, transportasi online, hingga keandalan digitalisasi perbankan yang menghubungkan kartu kredit dengan gaya hidup belanja online berbasis QRIS,” ucapnya beberapa waktu lalu.
Di kesempatan terpisah, PT Bank UOB Indonesia mengekspektasikan pertumbuhan 100.000 nasabah pada 2024. Head of Cards and Loan UOB Indonesia Herman Soesetyo mencatat per Desember 2023, jumlah kartu yang beredar sudah lebih dari satu juta.
Untuk terus menggenjot pertumbuhan, perseroan pun mulai menyelenggarakan beragam program yang terintegrasi antarnegara hingga loyalty programme untuk para pemegang kartu debit.
“Jadi bagi mereka [nasabah] yang punya mobilitas di Asean, ketika mereka mau travel, ada program yang sama di Bangkok, Vietnam atau Jakarta. Artinya kita menciptakan connectivity,” katanya saat ditemui di Jakarta.
Ke depan, UOB akan terus membidik segmen traveling, shopping, dining sembari terus menjamin keamanan kartu kredit, termasuk melalui digital platform.
Direktur Utama PT Bank Mega Tbk. (MEGA) Kostaman Thayib mengatakan perseroan juga bakal mengandalkan kerja sama di dalam ekosistem CT Group demi meningkatkan bisnis kartu kredit
“Kartu kredit Bank Mega memiliki banyak manfaat yang mampu meningkatkan interest income maupun fee based income,” ucapnya.
Sebagaimana diketahui, Wakil Direktur Utama Bank Mega Diza Larentie sempat melaporkan bahwa Bank Mega kerap meraih 10.000 pengguna baru kartu kredit dalam sebulan. Dengan demikian, perseroan optimistis bisa menjaring 120.000 pengguna kartu kredit baru hingga akhir 2024.
Direktur Retail Banking PT Bank Permata Tbk. (BNLI) Djumariah Tenteram juga menilai bisnis kartu kredit akan terus berkembang, mengingat produk ini dapat dipergunakan secara luas baik untuk transaksi online, offline, di dalam dan di luar negeri.
Maka, untuk memacu pertumbuhan jumlah pemegang kartu dan transaksi, pihaknya melakukan sejumlah cara, seperti cross selling kepada nasabah yang ada dalam ekosistem Bank Permata, digital acquisition, hingga kerja sama dalam bentuk co-branding serta co-marketing.
“Salah satunya, juga dengan membuat pemegang kartu kredit mendapatkan keuntungan seperti rewards point, diskon, cashback melalui fitur produk & program yang dipakai nasabah,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel