Bisnis.com, JAKARTA -- Bank digital milik Sea Group PT Bank Seabank Indonesia telah memupuk pencadangan yang tinggi mengantisipasi sederet risiko yang akan dihadapi bisnis perbankan pada tahun ini.
Berdasarkan laporan keuangan, cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) aset keuangan terhadap aset produktif Seabank mencapai level yang tinggi yakni 9,05% pada 2023.
Angkanya membengkak 328 basis poin (bps) dibandingkan 5,77% pada 2022.
Presiden Direktur SeaBank Indonesia Sasmaya Tuhuleley mengatakan Seabank memang memupuk pencadangan yang besar untuk mengantisipasi sederet risiko pada tahun ini.
"Ada faktor eksternal, karena suku bunga di Amerika Serikat belum juga turun, inflasi, hingga geopolitik yang kemungkinan juga berdampak ke Indonesia. Ini bisa saja berpengaruh ke performa kredit," jelasnya dalam media briefing pada Senin (6/5/2024).
Apalagi, penyaluran kredit Seabank menyasar segmen individu ritel konsumer yang sensitif terhadap gejolak ekonomi.
"Jadi kami masukan parameter itu, cadangan dinaikan untuk antisipasi," ujar Sasmaya.
Meski begitu, menurutnya pencadangan yang besar bukan berarti tingkat impairment atau kerugian penurunan nilai aset keuangan Seabank tinggi serta kualitas kreditnya buruk.
Seabank mencatatkan impairment Rp4,45 triliun pada 2023, membengkak 60,64% secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan tahun sebelumnya Rp2,77 triliun.
Adapun, kualitas kredit bank tercatat membaik, di mana rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) gross susut dari 2,03% pada 2022 menjadi 1,77% pada 2023.
Meskipun, NPL nett membengkak dari 0,13% ke level 0,16%.
Selain itu, Direktur Strategi SeaBank Indonesia Junedy Liu mengatakan pencadangan yang tinggi dari Seabank dilakukan karena ada faktor tidak kasat mata.
"Tenor kredit yang kami berikan itu pendek. Jadi kami cadangkan sekarang, tapi sebenarnya apa yang kami cadangkan mengacu disbursement kami. Sementara, kami disburse itu jauh lebih besar dari yang tertinggal di akhir bulan," tuturnya.
Sementara itu, dengan pencadangan yang membengkak itu Seabank telah mencatatkan penyusutan laba bersih 10,31% yoy menjadi Rp241,47 miliar pada 2023.
Jumlah tersebut naik dibandingkan laba bersih tahun sebelumnya Rp269,22 miliar.
Meski begitu, hingga akhir 2023, Seabank telah menyalurkan kredit Rp17,88 triliun pada 2023, tumbuh 12,55% yoy.
Kemampuan penyaluran kredit bank ditopang oleh pendanaan, di mana Seabank telah meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp20,81 triliun pada 2023, meskipun susut 3,52% yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel