Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah bank seperti PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) alias BSI hingga PT Bank Pan Indonesia Tbk. (PNBN) akan menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada bulan ini atau Mei 2024.
Terdapat mata acara pemanfaatan laba, termasuk untuk tebaran dividen pada RUPST tersebut.
BSI misalnya telah memanggil pemegang sahamnya untuk gelaran RUPST pada 17 Mei 2024 pukul 14.00 WIB di Aryanusa Ballroom Menara Danareksa Lt.2, Jalan Medan Merdeka Selatan No.14, Jakarta Pusat.
Adapun, tanggal daftar pemegang saham (DPS) yang berhak hadir dalam RUPST alias recording date tercatat pada 24 April 2024.
Kemudian Bank Panin akan menggelar RUPST pada 30 Mei 2024 di PaninBank Building Lantai 4, Jl. Jend. Sudirman - Senayan, Jakarta. Recording date pada gelaran RUPST Bank Panin pada 7 Mei 2024.
Emiten bank digital pun akan menggelar RUPST pada bulan ini, seperti PT Bank Jago Tbk. (ARTO) dan PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI). ARTO akan menggelar RUPST pada Rabu, 22 Mei 2024 di Kantor Pusat Bank Jago, Menara BTPN Lt. 43, CBD Mega Kuningan Kav. 5.5 - 5.6, Jakarta Selatan.
Kemudian, Allo Bank menggelar RUPST pada 31 Mei 2024 di Menara Bank Mega Lantai 3, Jalan Kapten P. Tendean No. 12-14A, Jakarta Selatan.
Terdapat mata acara pembahasan mengenai pemanfaatan laba dalam RUPST bank-bank tersebut. "Penetapan penggunaan laba perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2023," tulis Manajemen Bank Jago di keterbukaan informasi pada beberapa waktu lalu.
Meski begitu, Bank Jago memberikan penjelasan dalam mata acara tersebut. Rencananya, RUPST Bank Jago akan menyetujui penggunaan laba bersih perseroan tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2023 sebesar Rp72,36 miliar, untuk membiayai kegiatan usaha perseroan.
Pada tahun lalu, Bank Jago juga memutuskan tidak menebar dividen. Bank Jago memanfaatkan laba bersih sebesar Rp15,91 miliar untuk menyusutkan saldo defisit perseroan pada tahun sebelumnya.
Allo Bank juga tidak menebar dividen pada tahun lalu. Allo Bank yang membukukan laba bersih Rp270,02 miliar pada tahun buku 2022, menyisihkan dana sebesar Rp29,41 juta sebagai dana cadangan dan Rp270 miliar sebagai laba ditahan.
Bank Panin pada tahun lalu juga memutuskan untuk tidak menebar dividen tahun buku 2022 dan memilih memanfaatkan laba Rp2,65 triliun untuk penguatan modal inti.
Padahal, periode sebelumnya atau pada tahun buku 2021 Bank Panin memanfaatkan labanya untuk dividen. Tebaran dividen tunai Bank Panin saat itu sebesar paling kurang Rp481,63 miliar setelah dikurangi saham tresuri atau Rp20 per saham.
Hanya BSI yang pada tahun lalu menebar dividen. RUPST BSI tahun lalu telah menyepakati pembayaran dividen sebesar Rp426,01 miliar atau 10% dari capaian laba tahun buku 2022. Laba bersih bank pada 2022 sendiri telah mencapai Rp4,26 triliun.
Pada tahun ini, BSI pun ancang-ancang untuk menebar dividen. Head of Investor Relations BSI Rizky Budinanda mengatakan kebijakan internal menetapkan bahwa rasio dividen BSI di sekitar 25%.
“Mudah-mudahan sebagian kita bagikan, tapi kita harus hati-hari untuk keep dividen, karena kita juga perlu untuk menunjang pertumbuhan aset ke depan,” ujarnya dalam agenda virtual Emiten Corner Reliance Sekuritas pada Februari lalu (29/2/2024)
Menurutnya, sebagai bank yang baru beruusia tiga tahun, BSI masih memiliki rasio permodalan yang rendah dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) di level 21,04% per Desember 2023.
“Post merger CAR kita rendah di 16%, dan CAR mengalami perbaikan pada 2022 akhir dengan [bantuan] right issue Rp5 triliun,” ujarnya.
Apabila melirik kinerja keuntungan untuk tahun buku 2023, BSI telah meraup laba bersih Rp5,7 triliun, tumbuh 33,8% secara tahunan (year on year/yoy)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel