BI Klaim Modal Asing Masuk ke RI Rp22,84 Triliun Usai BI Rate Naik

Bisnis.com,08 Mei 2024, 15:05 WIB
Penulis: Maria Elena
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia Edi Susianto (kanan), Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (tengah), Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Firman Mochtar, dalam Taklimat Media Perkembangan Ekonomi Terkini, Rabu (8/5/2024). JIBI/Maria Elena

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing telah kembali masuk ke dalam negeri (capital inflow) suku bunga acuan atau BI Rate ke tingkat 6,25% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) April 2024.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan bahwa inflow atau aliran masuk modal asing di pasar keuangan domestik tercatat sebesar Rp22,84 triliun pada pekan pertama dan kedua Mei 2024.

“Ini menunjukkan bahwa keputusan kita menaikan BI Rate dan suku bunga Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) meningkatkan confident pasar sehingga menarik aliran modal portofolio,” katanya dalam acara Taklimat Media Perkembangan Ekonomi Terkini, Rabu (8/5/2024). 

Perry merincikan aliran modal asing yang masuk ke pasar Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp8,1 triliun, terdiri atas inflow Rp5,74 triliun pada pekan pertama Mei 2024 dan Rp2,36 triliun pada pekan kedua Mei 2024.

Sejalan dengan itu, BI mencatat terjadi juga aliran masuk modal asing di SRBI sebesar Rp19,77 triliun, terdiri atas Rp16,19 triliun pada pekan pertama Mei dan Rp3,58 triliun pada pekan kedua Mei.

“Ini membuktikan respons kebijakan BI Rate maupun kenaikan suku bunga SRBI memang berhasil menarik masuk aliran modal asing yang pada minggu-minggu sebelumnya yang sejak Ramadan terjadi outflow,” jelas Perry.

Sebagaimana diketahui, BI pada RDG April 2024 memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan ke level 6,25% dari sebelumnya pada level 6%.

BI menyampaikan bahwa kenaikan suku bunga ini untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah dari dampak memburuknya risiko global.

Keputusan ini juga sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap dalam sasaran 2,% pada 2024 dan 2025 sejalan dengan stance kebijakan moneter yang pro-stability. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Feni Freycinetia Fitriani
Terkini