Bank Danamon (BDMN) Beri Tips Investasi Agar Cuan Terjaga, Ada Dolar Hingga Obligasi

Bisnis.com,08 Mei 2024, 18:55 WIB
Penulis: Pernita Hestin Untari
Nasabah beraktivitas di salah satu cabang Bank Danamon di Jakarta, beberapa waktu lalu. Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA— PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) membagikan tips investasi di tengah situasi geopolitik global dan suku bunga tinggi. 

Head Consumer Funding & Wealth Business Danamon Ivan Jaya mengatakan masyarakat dapat terlebih dahulu menempatkan investasi pada instrumen obligasi jangka pendek. Adapun obligasi jangka pendek merupakan obligasi yang jangka waktu maksimal satu tahun dengan risiko yang minim. 

“Itu cocok [dengan kondisi] saat ini,” kata Ivan dalam acara Journalist Class, Investasi 101: Membangun Masa Depan Finansial Anda di Jakarta, Rabu (8/5/2024). 

Ivan menambahkan investasi pada instrumen obligasi jangka pendek tersebut juga dapat berbasis rupiah maupun dolar Amerika Serikat (AS). Lebih lanjut, menurutnya obligasi pemerintah dalam dolar AS dapat lebih menguntungkan karena nilai tukar dolar terhadap rupiah menguat beberapa waktu belakangan. 

“Kalau deposito di Amerika itu 5%, deposito rupiah 5%, sama-sama 5% lebih pilih mana? Sebagai investor biasa langsung pilih dolar AS karena kita tahu nilai tukar dolar terhadap rupiah cenderung menguat,” ungkapnya. 

Ivan menambahkan setelah kondisi geopolitik membaik, masyarakat dapat berpindah ke obligasi yang durasinya lebih panjang atau instrumen yang lebih berisiko seperti saham dan reksadana saham. 

Ivan juga mengingatkan bagi masyarakat yang ingin berinvestasi perlu melakukan diversifikasi investasi yang dapat dilakukan dengan menyebarkan dana investasi ke berbagai jenis aset. 

Menurutnya dengan portofolio yang terdiversifikasi, investor dapat melindungi diri dari fluktuasi pasar yang tak terduga dan pada saat yang sama meningkatkan potensi keuntungan mereka. Diversifikasi investasi sendiri dapat dilakukan melalui tiga cara utama, pertama diversifikasi dari segi kelas aset, kedua diversifikasi dari sisi sektor, dan ketiga diversifikasi dari sisi waktu pembelian.

Selain itu, investor juga harus menghindari beberapa hal di antaranya yakni merupakan langkah-langkah yang perlu dihindari dalam berinvestasi antara lain herding Behaviour atau perilaku “ikut-ikutan”, di mana investor membuat keputusan berdasarkan apa yang dilakukan orang lain, bukan berdasarkan analisis mendalam. 

Kemudian, menghindari unrealistic expectation, di mana tidak ada jalan pintas untuk menjadi kaya dan janji return tinggi tanpa risiko sering kali merupakan indikasi penipuan atau skema ponzi.

Selain itu, terakhir jangan melakukan investasi di luar kemampuan finansial.

“Gunakan hanya dana yang tidak diperuntukkan untuk kebutuhan sehari-hari, karena investasi memiliki risiko dan dapat berfluktuasi, terutama dalam jangka waktu pendek,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini