Bank Danamon Ungkap Strategi Jaga Likuiditas di Tengah Kenaikan BI Rate

Bisnis.com,08 Mei 2024, 22:46 WIB
Penulis: Pernita Hestin Untari
Karyawan melayani nasabah di salah satu cabang Bank Danamon di Jakarta, Selasa (22/2/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA— PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) mengungkapkan beberapa strategi dalam menjaga aset serta likuiditas di tengah kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) ke level 6,25%. 

Head Consumer Funding & Wealth Business Danamon Ivan Jaya mengatakan perseroan memproyeksikan suku bunga acuan 6,25% masih akan bertahan sampai akhir tahun. Untuk menjaga aset dan likuiditas di tengah kondisi tersebut, dia menyebut ada tiga aktivitas yang Bank Danamon akan lakukan. 

Pertama adalah peluncuran program tahunan perseroan yakni Danamon Hadiah Beruntun yang ditujukan untuk meningkatkan dana tabungan. Dalam program tersebut Ivan menjelaskan bahwa nasabah dapat bertransaksi sekaligus mendapatkan hadiah. 

“Jadi, pertumbuhan dana murah dari sisi CASA [current account savings account] itu menjadi salah satu strategi yang kami lakukan,” kata Ivan di Menara Bank Danamon, Jakarta, Rabu (8/5/2024).

Kedua, Ivan mengatakan perseroan juga akan memperlengkap mobile banking pada D-bank Pro yang merupakan satu strategi karena memudahkan nasabah bertransaksi. Dengan demikian dana tabungan juga meningkat.

Ketiga, perseroan juga terus memperbesar dana tabungan dari segmen affluent dan emerging affluent yakni privilege dan optimal segmen privilege.

“Atau istilahnya nasabah tajir, itu juga merupakan penggerak funding kami agar bisa tumbuh dengan meluncurkan berbagai macam solusi finansial termasuk solusi investasi sehingga dana fundingnya terjaga juga di kami. Jadi, strategi kami untuk menjaga likuiditas itu ada, sehingga kami juga mencapai pertumbuhan kredit yang baik,” kata Ivan. 

Ivan mengatakan pihaknya juga tidak berencana untuk melakukan koreksi target kredit di tengah suku bunga tinggi. Bank Danamon berharap kredit secara keseluruhan dapat tumbuh double digit antara 10%–15% pada 2024. 

Di sisi lain, Ivan mengatakan perseroan juga melakukan monitoring atau stress test di kondisi sekarang. Perseroan melihat bahwa bahwa saat ini situasinya masih terkendali. 

“Kami juga mengetahui bahwa Bank Indonesia mempunyai instrumen-instrumen untuk menjaga kualitas nilai tukar dan juga ketersediaan likuiditas. Jadi, kami merasa bahwa saat ini hasil stress test-nya pun juga masih terkendali,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini