Ragam Kinerja Laba Bank Syariah Kuartal Awal 2024, Siapa Paling Cuan?

Bisnis.com,16 Mei 2024, 08:30 WIB
Penulis: Fahmi Ahmad Burhan
Logo Bank Syariah./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA -- Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin sempat berkelakar bahwa pangsa bank syariah di Tanah Air masih mandek karena banyak setannya. Sementara, di tengah mandeknya pangsa pasar, seperti apa kinerja keuntungan bank-bank syariah pada kuartal awal tahun ini?

Menurut Ma'ruf, pangsa pasar keuangan syariah termasuk bank syariah di dalamnya masih kecil, yakni 10,9% per Juli 2023. Padahal, sebanyak 87% penduduk Tanah Air mayoritas merupakan muslim. 

“Di bank-bank syariah banyak 'setannya' ini. Makanya, pangsa pasarnya masih 10 [persen] belum naik-naik. Karena, setannya itu membuat ragu [nasabah baru], ‘Ah, sama saja bank syariah dengan bank konvensional, enggak ada bedanya'. Jadinya mereka ragu,” ujarnya dalam agenda perkumpulan Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) pada beberapa waktu lalu (13/5/2024).

Orang nomor dua di Indonesia memang kerap menyinggung terkait minimnya pangsa pasar keuangan syariah di Tanah Air. Ma'ruf juga sempat mengatakan bahwa pemerintah menginginkan pangsa pasar keuangan syariah di Indonesia bisa mencapai 50%. 

Dia pun mendorong agar berbagai pihak terlibat dalam mendongkrak pangsa pasar keuangan syariah di Indonesia.

“Indonesia sebagai negara demokrasi dan berpenduduk muslim terbesar di dunia, sudah sewajarnya berada di bangku kemudi dalam pengembangan ekonomi syariah global, dan menjadi model bagi terwujudnya Islam dan kemajuan,” ujar Ma’ruf dalam seminar dan launching Indonesia Sharia Economic Outlook (ISEO) 2024.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae mengatakan memang pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia masih kecil. Raupan aset perbankan syariah di Indonesia hanya 7,27% terhadap keseluruhan aset perbankan per Februari 2024.

Pangsa pasar bank syariah di Indonesia juga tergolong kecil dibandingkan negara lain, seperti Malaysia. Berdasarkan data Standard & Poor's Financial Service, pangsa pasar bank syariah di Malaysia malahan telah mencapai 36,6% pada 2020, jauh di atas Indonesia. 

OJK pun bergeliat meningkatkan pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia. OJK misalnya menuangkan kebijakan strategis dalam Roadmap Pengembangan dan Penguatan Perbankan Syariah 2023-2027 yang memberikan arah kebijakan dari sisi industri dan masyarakat.

Dalam roadmap tersebut, OJK mendorong akselerasi konsolidasi bank syariah di Indonesia. Adapun, konsolidasi itu dilakukan untuk perbaikan struktur pasar perbankan syariah dengan mendorong hadirnya bank syariah berskala besar lebih banyak lagi.

"Ukuran besar buat lembaga intermediasi itu penting," kata Dian dalam wawancara khusus dengan Bisnis pada pada akhir tahun lalu (22/12/2023). Dengan upaya tersebut, tahun ini pun dinilai sebagai tahun konsolidasi bagi industri perbankan syariah.

Kinerja Keuntungan

Di tengah kondisi minimnya pangsa pasar, bank syariah mencatatkan kinerja keuntungan yang menurun, setidaknya pada awal tahun ini.

Berdasarkan Statistik Perbankan Syariah Indonesia yang dirilis OJK, raupan laba bank syariah telah mencapai Rp10,86 triliun hingga Februari 2024, turun 2,48% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan laba pada periode yang sama tahun sebelumnya Rp11,13 triliun.

Beberapa bank syariah memang masih mencatatkan pertumbuhan laba pada awal tahun ini, atau kuartal I/2024. PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) alias BSI misalnya mencatatkan pertumbuhan laba 17,07% yoy menjadi Rp1,71 triliun pada kuartal I/2024.

Karyawan melayani nasabah di Kantor Pusat Bank Muamalat, Jakarta, Senin (7/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Direktur Finance & Strategy BSI Ade Cahyo Nugroho mengatakan BSI menyadari perkembangan ekonomi global maupun kondisi ekonomi makro di Indonesia saat ini memberikan tekanan terhadap bisnis perbankan di Indonesia. "Namun BSI relatif beruntung, masih bisa tumbuh dengan baik," katanya dalam paparan kinerja BSI pada bulan lalu (30/4/2024).

PT Bank BCA Syariah juga telah mencatatkan pertumbuhan laba 24,65% yoy menjadi Rp42,07 miliar pada kuartal I/2024.

Namun, sederet bank syariah lainnya mencatatkan kinerja penurunan labanya pada awal tahun ini. Laba PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. misalnya ambrol 72,7% yoy menjadi Rp2,78 miliar pada kuartal I/2024.

Raupan laba PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk. (PNBS) sebesar Rp35,51 miliar pada kuartal I/2024, turun 41% yoy.

Laba bank syariah milik Chairul Tanjung, PT Bank Mega Syariah (BMS) juga turun 35,98% yoy menjadi Rp50,06 miliar pada kuartal I/2024, dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya Rp78,2 miliar.

PT Bank BTPN Syariah Tbk. (BTPS) mencatatkan penurunan laba bersih 37,83% yoh menjadi Rp264,02 miliar pada kuartal I/2024.

Meski begitu, Direktur BTPN Syariah Fachmy Achmad mengatakan BTPN Syariah tetap menjaga rasio keuangan. BTPS mencatat tingkat pengembalian aset (return on asset/RoA) berada pada level 6,3% dan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) 47,6%.

“Ini menunjukkan kesehatan bank untuk terus bertumbuh di masa mendatang,” kata Fachmy dalam pernyataan tertulisnya bulan lalu (26/4/2024).  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini