Bisnis.com, JAKARTA -- Kinerja aset perbankan syariah mengalami pertumbuhan pada kuartal I/2024. Terdapat setidaknya 10 bank syariah terbesar di Tanah Air, tetapi pasar tetap dikuasai oleh satu pemain yakni PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) alias BSI.
Mengacu data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), fungsi intermediasi bank syariah berjalan dengan baik dilihat dari pembiayaan yang disalurkan dan dana pihak ketiga (DPK) perbankan syariah yang tumbuh positif masing-masing sebesar 15,8% secara tahunan (year on year/yoy) dan 8,15% yoy pada Februari 2024.
Kinerja positif fungsi intermediasi mendorong aset perbankan syariah yang kemudian naik 10,4% yoy menjadi Rp851 triliun pada Februari 2024.
Kualitas aset bank syariah juga membaik terindikasi dari rasio pembiayaan bermasalah (nonperforming financing/NPF) bank umum syariah (BUS) turun dari 2,37% pada Februari 2023 menjadi 2,05% pada Februari 2024. Kemudian, NPF unit usaha syariah (UUS) turun menjadi 2,09% per Februari 2024 dibanding 2,31% per Februari 2023.
Bank syariah pun memiliki bantalan memadai, dilihat dari rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) BUS sebesar 25,35%.
Ketua Umum Perkumpulan Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Hery Gunardi mengatakan kinerja aset perbankan syariah juga mendorong pangsa pasar keuangan syariah Tanah Air.
"Indonesia juga kini dinilai terus konsisten menjadikan kebijakan ekonomi dan keuangan syariah sebagai salah satu bauran strategi pembangunan nasional yang berkelanjutan dan berkeadilan,” ujar Hery dalam keterangan tertulis pada Selasa (14/5/2024).
Pada kuartal I/2024, sejumlah bank syariah pun mencatatkan kinerja aset yang bertumbuh. BSI misalnya mencatatkan aset sebesar Rp358 triliun, tumbuh 14,25% yoy. Aset bank ditopang oleh penyaluran pembiayaan pada kuartal I/2024 yang mencapai Rp247 triliun atau tumbuh 15,89% yoy.
"Kinerja pembiayaan juga diiringi dengan kualitas yang semakin baik," kata Direktur Finance & Strategy BSI Ade Cahyo Nugroho dalam paparan kinerja BSI pada beberapa waktu lalu.
Selain itu, UUS milik PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) atau BTN Syariah membukukan aset menjadi Rp54,8 triliun pada kuartal I/2024, naik 17,9% yoy dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp46,5 triliun.
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan kinerja pertumbuhan aset unit syariah ditopang pembiayaan yang meningkat 20% menjadi Rp39,1 triliun pada kuartal I/2024, dibandingkan dengan Rp32,6 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
“BTN Syariah terus bertumbuh secara konsisten sebagai pemain kuat di salah satu ceruk bisnis yang sangat menarik di pasar perumahan domestik,” katanya dalam paparan kinerja BTN pada beberapa waktu lalu.
UUS PT Bank Permata Tbk. (BNLI) atau PermataBank Syariah juga mencatatkan peningkatan aset 9,92% yoy menjadi Rp38,09 triliun pada kuartal I/2024.
Lalu, PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. mencatatkan pertumbuhan aset 5,41% yoy menjadi Rp64,92 triliun pada kuartal I/2024.
Meski begitu, sejumlah bank syariah masih membukukan kinerja aset yang menurun. PT Bank Pembangunan Daerah Riau Kepri (BRK) Syariah misalnya mencatatkan penurunan aset 3,27% yoy menjadi Rp30,03 triliun pada kuartal I/2024.
PT Bank BTPN Tbk. (BTPN) juga mencatatkan penurunan aset 4,29% yoy pada kuartal I/2024 menjadi Rp21,16 triliun.
BSI Tak Tertandingi
Bank syariah di Indonesia berjumlah 33, terdiri atas 14 BUS dan 19 UUS. Terdapat setidaknya 10 bank syariah terbesar di Tanah Air. Namun, apabila dibandingkan, maka BSI menjadi bank syariah terbesar di Indonesia dan tidak tertandingi.
Raupan aset BSI sebesar Rp357,9 triliun jauh di atas posisi kedua dan ketiga bank syariah terbesar di Indonesia, yakni Bank Muamalat serta UUS PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) atau CIMB Niaga Syariah. Bank Muamalat dan CIMB Niaga Syariah masing-masing memiliki aset Rp64,92 triliun dan Rp64,59 triliun.
Aset BSI hanya tertandingi apabila ke-9 bank syariah yang masuk daftar 10 bank syariah terbesar lainnya bergabung menjadi satu. Apabila dikalkulasikan, maka aset gabungan ke-9 bank syariah seperti Bank Muamalat, CIMB Niaga Syariah, hingga BTPN Syariah mencapai Rp359,55 triliun pada kuartal I/2024.
Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan pasar perbankan syariah saat ini memang tidak sehat karena hanya dikuasai oleh satu pemain besar yakni BSI.
"Kita tidak melihat sesuatu yang positif bank segede BSI dominasi pasar. Sisanya hanya dapat remah-remah saja," kata Dian.
OJK pun mendorong lahirnya bank syariah berskala besar pesaing BSI di pasar. Tahun ini OJK akan mendorong terjadinya konsolidasi BUS dan UUS untuk menjadi bank syariah baru dengan minimal total aset Rp200 triliun.
"Kita harapkan akan ada 1-2 BUS hasil konsolidasi," kata Dian. Melalui upaya konsolidasi ini diharapkan struktur pasar perbankan syariah ke depan akan lebih ideal. Hadirnya bank syariah berskala besar juga mampu membuat pasar lebih kompetitif.
Berikut daftar 10 bank syariah baik BUS maupun UUS terbesar dari sisi aset pada kuartal I/2024:
No | Nama bank | Aset kuartal I/2024 | Aset kuartal I/2023 | yoy |
1 | BSI | Rp357,9 triliun | Rp313,25 triliun | 14,25% |
2 | Bank Muamalat | Rp64,92 triliun | Rp61,59 triliun | 5,41% |
3 | UUS CIMB Niaga | Rp64,59 triliun | Rp64,23 triliun | 0,57% |
4 | UUS BTN | Rp54,84 triliun | Rp46,51 triliun | 17,9% |
5 | UUS Maybank Indonesia | Rp41,21 triliun | Rp39,6 triliun | 4,06% |
6 | UUS Bank Permata | Rp38,09 triliun | Rp34,65 triliun | 9,92% |
7 | BRK Syariah | Rp30,03 triliun | Rp31,04 triliun | -3,27% |
8 | Bank Aceh | Rp28,19 triliun | Rp27,02 triliun | 4,35% |
9 | BTPN Syariah | Rp21,16 triliun | Rp22,11 triliun | -4,29% |
10 | Bank Panin Dubai Syariah | Rp16,52 triliun | Rp16,5 triliun | 0,13% |
Sumber: laporan keuangan masing-masing bank.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel