Kontraktor Kelas UKM Kurang Modal, Fintech Tawarkan Securities Crowdfunding

Bisnis.com,17 Mei 2024, 16:06 WIB
Penulis: Redaksi
Ilustrasi P2P Lending. /Freepik.com

Bisnis.com, JAKARTA -- Fintech securities crowdfunding dapat menjadi alternatif pembiayaan bagi pengusaha konstruksi skala mikro kecil dan menengah (UKM). Melalui skema securities crowdfunding, kontraktor yang sedang menghadapi tantangan pendanaan setelah memenangi tender dapat langsung bekerja.

Ketua Umum Gapensi Iskandar Z Hartawi mengatakan pendanaan merupakan salah satu permasalahan klasik bagi kontraktor dengan skala UKM.

"Fintech securities crowdfunding membuka peluang baru bagi UKM kontraktor untuk mendapatkan pendanaan yang lebih fleksibel, mudah, dan cepat. Kami berharap lebih banyak UKM kontraktor dapat memanfaatkan peluang ini untuk berkembang dan bersaing secara nasional," ujar Iskandar saat menghadiri kegiatan kuliah umum dan diskusi ilmiah dalam rangka ulang tahun Digital Financial Center Vokasi UI di Depok yang disiarkan melalui keterangan tertulis Jumat (17/5/2024).

Seperti diketahui fintech securities crowdfunding atau layanan urun dana (LUD) adalah skema investasi dalam skala kecil dari masyarakat. Model ini memungkinkan masyarakat berinvestasi dalam proyek atau perusahaan dengan imbal hasil tertentu. Ini menjadi solusi ideal bagi UKM kontraktor yang membutuhkan dana untuk melaksanakan proyek-proyek besar. Dengan menjadi penerbit (emiten), UKM kontraktor dapat menawarkan saham atau obligasi kepada publik, memanfaatkan fidusia atas proyek sebagai jaminan pembayaran obligasi atau sukuk, sehingga investasi ini relatif rendah risiko.

Pakar penjaminan kredit yang juga pengajar di UI, Diding S. Anwar menyebutkan potensi pertumbuhan sektor UKM kontraktor di Indonesia sangat besar, terutama dengan banyaknya proyek infrastruktur yang sedang dan akan berjalan. Dengan dukungan fintech securities crowdfunding, UKM kontraktor dapat mengatasi hambatan pendanaan dan memanfaatkan potensi pasar yang luas.

Selain menguntungkan UKM kontraktor, fintech securities crowdfunding juga memberi kesempatan bagi masyarakat untuk berinvestasi pada penerbit usaha kontraktor yang potensial. Proyek konstruksi yang didukung oleh fidusia memberikan jaminan pembayaran yang lebih aman, sehingga menarik minat investor yang mencari peluang investasi dengan risiko rendah, terlebih karena fintech LUD diawasi oleh OJK.

Saat fintech jenis ini berkembang, Diding menyebutkan juga akan menopang pertumbuhan sektor keuangan lainnya yaitu lembaga penjaminan.

"Perusahaan penjaminan kredit perlu hadir untuk memperkuat fintech LUD agar bisa lebih membangun kepercayaan pemodal terhadap penerbit. Peluang sinergi perusahaan penjaminan dengan fintech LUD perlu dikaji aspek regulasinya dan tentu akan didukung oleh otoritas keuangan," ujar Diding.

Diding menambahkan bahwa kontraktor di sektor jasa konstruksi selain perlu penjaminan modal kerja dan investasi, juga perlu memanfaatkan tiga produk instrumen keuangan seperti surety bond, program Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan optimalisasi peran perbankan dalam mendukung pembangunan nasional dan daerah.

Ketua Digital Financial Center (DFC) Dede Suryanto menegaskan bahwa fintech securities crowdfunding sebagai model bisnis pendanaan berbasis platform yang relatif baru di Indonesia perlu didukung oleh semua pihak, termasuk kampus. "Butuh literasi, edukasi, dan sinergi bersama dengan kampus dan sektor industri keuangan lainnya agar ekosistem fintech LUD makin kuat dan berkembang. Harapannya, UMKM kita akan makin kompetitif," jelas Dede.

Dengan perkembangan teknologi dan regulasi yang semakin mendukung, diharapkan fintech securities crowdfunding dapat menjadi pilar utama dalam ekosistem pendanaan bagi UKM kontraktor di Indonesia. Dengan demikian, UKM kontraktor dapat terus berinovasi, meningkatkan kualitas proyek, dan memberikan kontribusi signifikan pada pembangunan nasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Anggara Pernando
Terkini