Besok Sri Mulyani Bahas KEM-PPKF Senin Depan dengan DPR

Bisnis.com,19 Mei 2024, 18:42 WIB
Penulis: Akbar Evandio
Besok Sri Mulyani Bahas KEM-PPKF Senin Depan dengan DPR. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam diskusi 2024 Fitch on Indonesia di Mandarian Oriental, Jakarta, Rabu (15/5/2024). Instagram @smindrawati

Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengamini bakal membahas Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2025 bersama DPR pada Senin (20/5/2024).

Hal ini disampaikannya usai mengikuti agenda Rapat Pimpinan (Rapim) bersama dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membahas revisi Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 36/2023 yang telah dua kali melalui revisi di Istana Merdeka, Jumat (17/5/2024).

“InshaAllah, kami jadwalkan [Senin ini] dengan DPR,” ujarnya kepada Bisnis di kompleks Istana Kepresidenan.

Lebih lanjut, Sri Mulyani enggan bicara saat ditanyakan mengenai potensi perubahan penetapkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 berada dalam rentang 2,45%—2,8%.

Sebelumnya, Sri Mulyani mengatakan bahwa pemerintah memang akan menyampaikan KEM-PPKF sebagai bahan pembicaraan pendahuluan pada pekan depan dalam rangka penyusunan nota keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2025.

"Saya memberikan update kepada Bapak Presiden mengenai kondisi perekonomian terkini dan hasil dari perjalanan kemarin, serta persiapan untuk pembahasan dengan DPR minggu depan," katanya, kepada wartawan, Kamis (16/5/2024).

Untuk diketahui, dokumen KEM-PPKF merupakan dokumen berisi ulasan mendalam terkait dengan gambaran dan skenario arah kebijakan ekonomi dan fiskal.

Nantinya, KEM-PPKF akan menjadi pembahasan antara pemerintah dan DPR sebagai bahan pembicaraan pendahuluan penyusunan nota keuangan dan RAPBN 2025. 

Dalam dokumen itu akan menjadi bekal acuan bagi Kementerian/Lembaga (K/L) dalam memformulasikan kebijakan serta usulan anggaran pada tahun mendatang.

Adapun, rancangan awal KEM-PPKF 2025 mencanangkan bahwa defisit APBN akan berkisar 2,48%—2,8% terhadap produk domestik bruto (PDB). Bahkan, rentang ini lebih tinggi dari APBN 2024 yang sebesar 2,29% terhadap PDB.

Di sisi lain, untuk asumsi makro, pertumbuhan ekonomi direncanakan berkisar 5,3%—5,6%, sedangkan tingkat kemiskinan 6%—7%.

Lalu, untuk tingkat pengangguran terbuka ditargetkan turun menjadi 4%—5%, selanjutnya untuk rasio gini di kisaran 0,37. Kemudian, indeks modal manusia ditargetkan sebesar 0,56, serta penurunan gas rumah kaca sebesar 38,6% pada tahun mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Aprianus Doni Tolok
Terkini