Mantul! Kredit Sindikasi BNI (BBNI) & BCA (BBCA) Melesat

Bisnis.com,20 Mei 2024, 16:33 WIB
Penulis: Fahmi Ahmad Burhan
Ilustrasi penyaluran kredit perbankan./ Dok Freepik

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI (BBNI) dan PT Bank Central Asia Tbk. atau BCA (BBCA) mencatatkan pertumbuhan pesat kredit sindikasi mereka pada kuartal I/2024. 

Corporate Secretary BNI Okki Rushartomo mengatakan realisasi kredit sindikasi BNI per 31 Maret 2024 telah mencapai Rp93,34 triliun, tumbuh 106% secara tahunan (year-on-year/yoy).

"Kinerja kredit sindikasi BNI didorong oleh proyek-proyek yang bergerak di bidang infrastruktur, industri pengolahan, kelistrikan, pertambangan, dan perkebunan," ujarnya kepada Bisnis pada Senin (20/5/2024).

Dia mengatakan kredit sindikasi juga diproyeksikan akan lebih prospektif ke depannya mengingat pembiayaan melalui kredit sindikasi saat ini lebih diminati daripada penerbitan obligasi.

"Selain itu, banyaknya proyek di sektor energi baru terbarukan [EBT] dalam rangka pencapaian net zero emission serta adanya kebijakan hilirisasi oleh pemerintah meningkatkan potensi pembiayaan sindikasi kedepannya," tutur Okki.

Dihubungi terpisah, Executive Vice President Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan penyaluran kredit sindikasi BCA juga tumbuh 49,08% yoy.

BCA mengelola kredit sindikasi sebesar Rp32,22 triliun dengan porsi partisipasi dalam kredit sindikasi tersebut sebesar Rp8,79 triliun atau naik 46,21% yoy.

"Positifnya pertumbuhan penyaluran kredit, termasuk sindikasi, sejalan dengan kondisi perekonomian nasional yang mampu tumbuh 5,11% yoy pada kuartal I/2024," ujarnya kepada Bisnis pada pekan lalu (17/5/2024).

Selain itu, kinerja penyaluran kredit sindikasi BCA ditopang oleh likuiditas yang solid. 

Perseroan juga mencatatkan pertumbuhan positif terkait penyaluran kredit sindikasi ke sektor energi bersih terbarukan (EBT). 

BCA berkomitmen mendukung pengembangan infrastruktur di Indonesia dengan menyalurkan kredit sindikasi untuk proyek-proyek strategis nasional seperti infrastruktur jalan tol, konstruksi, dan kelistrikan.

Sebelumnya, Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Moch Amin Nurdin mengatakan potensi penyaluran kredit sindikasi pada tahun ini masih besar. Hal ini didorong oleh sejumlah kondisi. 

Bank misalnya masih hadapi masalah risiko kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) pasca restrukturisasi pandemi Covid-19. Bank berupaya menjaga risiko kreditnya dan ketika ingin membiayai proyek besar, sindikasi menjadi salah satu cara karena bank bisa berbagi risiko. 

Selain itu, pasca pandemi Covid-19, mulai ada perbaikan kondisi keuangan pada sejumlah sektor seperti manufaktur dan perdagangan.

"Sektor pertambangan dan energi juga mulai menjanjikan setelah pemerintah menggencarkan hilirisasi. Itu memunculkan peluang kredit investasi, modal kerja yang besar, dan membuka peluang kredit sindikasi," tutur Amin. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Feni Freycinetia Fitriani
Terkini