Pemerintah Singapura Wajibkan Masker, Puncak Covid-19 Diprediksi Sampai Juni

Bisnis.com,21 Mei 2024, 13:20 WIB
Penulis: Restu Wahyuning Asih
Singapura/Pegipegi

Bisnis.com, JAKARTA - Singapura mengalami gelombang baru kasus Covid-19, di mana jumlah kasus meningkat hampir dua kali lipat dalam sepekan. 

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Singapura menyatakan bahwa jumlah kasus Covid-19 naik hampir menjadi 25.900 pada 5—11 Mei 2024, dibandingkan 13.700 pada pekan sebelumnya.

"Pemerintah sedang memantau dengan cermat penularan gelombang ini,” kata Kemenkes Singapura dalam pernyataan resmi pada Sabtu (18/5/2024).

Selain itu, Kemenkes Singapura juga merilis data rata-rata rawat inap harian akibat Covid-19 yang meningkat menjadi sekitar 250 dari 181 pada periode yang sama. 

Kementerian melaporkan bahwa rata-rata rawat inap harian akibat Covid-19 meningkat dari 181 menjadi sekitar 250 pada periode yang sama. Untuk menjaga kapasitas tempat tidur rumah sakit, rumah sakit umum telah diinstruksikan untuk mengurangi operasi elektif yang tidak mendesak dan memindahkan pasien yang sesuai ke fasilitas perawatan.

“Kita berada di tahap awal gelombang yang terus meningkat,” kata Menteri Kesehatan Ong Ye Kung, menurut laporan Straits Times.

Ong Ye Kung pun menyarankan penggunaan masker lagi untuk masyarakat.

Ia juga mengatakan bahwa puncak kasus Covid-19 di Singapura diprediksi akan terjadi pada Juni 2024.

“Jadi, menurut saya gelombang ini akan mencapai puncaknya dalam dua hingga empat minggu ke depan, yang berarti antara pertengahan dan akhir Juni,” katanya.

Oleh sebab itu, Menkes Ong terus mendorong mereka yang paling berisiko terkena penyakit—termasuk individu berusia 60 tahun ke atas, individu yang rentan secara medis, dan penghuni fasilitas perawatan lansia—untuk mendapatkan dosis tambahan vaksin Covid-19 jika mereka belum menerima vaksinasi dalam 12 bulan terakhir.

Di sisi lain, Ong mengatakan saat ini belum ada rencana untuk melakukan pembatasan sosial dalam bentuk apa pun, karena Covid-19 merupakan penyakit endemik di Singapura.

Menteri menambahkan bahwa menerapkan tindakan tambahan akan menjadi pilihan terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Restu Wahyuning Asih
Terkini