Wamen BUMN Blak-blakan Belum Ada Investor Strategis Ideal buat BSI (BRIS)

Bisnis.com,21 Mei 2024, 12:13 WIB
Penulis: Fahmi Ahmad Burhan
Karyawati Bank Syariah Indonesia melayani nasabah di KC Jakarta Hasanudin, Jakarta, Selasa (2/2/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyebut belum ada investor strategis yang ideal bagi PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) atau BSI dari Timur Tengah. Kementerian BUMN pun lebih memilih opsi lain.

Dia mengatakan opsi bagi BSI saat ini adalah dengan menambah porsi kepemilikan saham publik atau free float. "Ini karena private investor di Timur Tengah belum ada yang ideal. Jadi, lebih ke penaikan free float," ujar Tiko, sapaan akrabnya setelah acara DBS Asian Insights Conference 2024 pada Selasa (21/5/2024).

Penjelasan Tiko berkelindan dengan kekhawatiran Menteri BUMN Erick Thohir bahwa BSI tidak mendapatkan investor strategis hingga akhir masa jabatannya pada Oktober 2024. 

Erick mengatakan pencarian investor strategis bagi BSI merupakan satu dari 88 proyek strategis Kementerian BUMN yang harus diselesaikan hingga Oktober 2024. 

Perkiraannya, sampai Oktober 2024, ada 87 proyek yang mampu diselesaikan. “Tinggal satu [proyek] yang memang saya takutkan, tidak bisa cari partner strategis untuk BSI,” ujar Erick Thohir pada beberapa waktu lalu.

Sebelumnya, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga juga sempat menyinggung opsi selain masuknya investor strategis bagi BSI.

Menurut Arya, akan terjadi divestasi kepemilikan saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) dari BSI. Saat ini, BRI dan BNI masing-masing menggenggam 15,38% serta 23,24% kepemilikan saham di BSI.

Sementara itu, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) tetap bertahan. Bank Mandiri pun akan tetap menjadi pemegang saham pengendali dan pemerintah akan tetap memegang saham dwiwarna di BSI.

Divestasi ditargetkan akan selesai sebelum pergantian presiden pada Oktober 2024. Arya mengatakan terdapat dua opsi yang saat ini sedang dipertimbangkan Kementerian BUMN dalam langkah divestasi itu. 

“Bisa lewat strategic investor atau bisa juga ke publik,” ujar Arya Sinulingga saat ditemui awak media di Jakarta Pusat pada Februari lalu (21/2/024). Adapun, saham publik di BSI saat ini memang masih minim yakni 9,87%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Annisa Sulistyo Rini
Terkini